Sabtu, 25 Oktober 2014

Ditindas Umat Buddhis, 8.000 Muslim Rohingya Lari dari Myanmar

Putus asa akibat derita tak kunjung usai akibat penindasan mayoritas Buddhis, sekitar 8.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari kamp-kamp pengungsi di negara bagian Rakhine dalam dua pekan terakhir.

Chris Lewa, direktur Arakan Project dalam laman berita Inilahcom, mengatakan rata-rata 900 orang per hari menaiki kapal kargo yang tertambat di lepas pantai negara bagian Rakhine. Situasi ini berlangsung sejak 15 Oktober, dan diperkirakan akan terus berlanjut pada hari-hari berikut.

Tidak jelas ke mana mereka akan pergi. Mereka tidak mungkin ke Bangladesh, negara nenek moyang mereka, karena negara itu akan menghalau mereka kembali ke laut. Yang paling realistis adalah ke negara-negara Asia Tenggara dan Australia, meski mereka tahu hanya akan menghuni kamp pengungsi jika tertangkap.


Lewa mengatakan eksodus super nekad dipicu oleh serangan-serangan masyarakat Buddhis dalam beberapa hari terakhir. Diprovokasi para biksu, Rakhine Buddhis membakar kamp-kamp pengungsi Muslim Rohingya dan membunuh penghuninya.

Ratusan dari 140 ribu pengungsi kamp menemui ajal, tapi luput dari pemberitaan media. Kampanye agresif yang dilakukan otoritas negara bagian Rakhine membuat semua kebiadaban itu tak terungkap.

Orang Rakhine Buddhis menyebut mereka Bengali. Sebagai Bengali, Muslim Rohingya tidak memiliki hak hidup di sudut mana pun di Myanmar. Muslim Rohingya adalah penduduk ilegal, namun membunuh atau mengusirnya adalah legal.

Menurut Lewa, tujuan pelarian Muslim Rohingya saat ini adalah Thailand. Padahal, masih menurut aktivis hak asasi manusia itu, nasib mereka tidak akan lebih baik ketika tiba di Thailand.

"Di Thailand, mereka menghadapi kemungkin dideportasi atau menjadi korban perdagangan manusia," ujar Lewa. "Negara lain yang menjadi tujuan pelarian adalah Nepal dan India."

Salah satu Muslim Rohingya yang dihubungi ASSOCIATED Press mengatakan ribuan lainnya bersembunyi di desa-desa selama berminggu-minggu, untuk menghindari verifikasi paksa. Yang tak beruntung, dan diseret dari persembunyian, habis dipukul dan disiksa.

Khin Maung Win, dari Rohingya Solidarity Organization, mengatakan pemerintah Myanmar juga menangkap puluhan orang dengan tuduhan kepemilikan senjata dan anggota organisasi radikal Muslim.

"Penangkapan terjadi di kot Maungdaw. Satu orang tewas dan lainnya luka saat diinterogasi," ujarnya.

Win Myaing, juru bicara negara bagian Rakhine, menyangkal adanya penangkapan dan penyiksaan.

PBB menyebut Muslim Rohingya sebagai minoritas paling teraniaya di dunia. Namun, tidak pernah ada upaya komprehensif untuk mengakhiri penderitaan mereka.

Lewa memperkirakan sekitar 86 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar dalam dua tahun terakhir, atau sejak kekerasan komunal melanda negara bagian Rakhine. Ribuan lainnya tewas akibat kelaparan, dan yang bertahan hidup dalam kemiskinan total. [gie/islamedia]

Selasa, 23 September 2014

Profesor Ahli Antariksa MEMBELA GURU: 4 x 6 Berbeda dengan 6 x 4

Urusan pekerjaan rumah (PR) seorang siswa menjadi perdebatan menarik di media sosial belakangan ini, satu sisi hanya mengkritik kinerja guru tanpa memahami konteks pembelajaran dan hakikat ilmu. Padahal imu pengetahuan itu tidaklah semata berorientasi hasil, misalnya 4+4+4+4+4+4, bila dinyatakan dalam perkalian, 6 x 4 atau 4 x 6?

Banyak yang berpendapat bahwa mengekspresikan 4+4+4+4+4+4 dalam perkalian menjadi 6 x 4 atau 4 x 6 sama saja. Toh hasilnya sama, begitu logikanya. Sebagian menganggapnya sebagai kebebasan bernalar.

Namun, profesor astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengatakan, antara 4 x 6 dan 6 x 4 memang berbeda.

“Samakah 4 x 6 dan 6 x 4? Hasilnya sama, 24, tetapi logikanya berbeda. Itu adalah model matematis yang kasusnya berbeda. Konsekuensinya bisa berbeda juga,” urai Thomas dalam akun Facebook-nya, Senin (22/9/2014).

Thomas menerangkan perbedaan 6 x 4 dengan 4 x 6 lewat sebuah soal cerita.

“Ahmad dan Ali harus memindahkan bata yang jumlahnya sama, 24. Karena Ahmad lebih kuat, ia membawa 6 bata sebanyak 4 kali, secara matematis ditulis 4 x 6. Tetapi, Ali yang badannya lebih kecil, hanya mampu membawa 4 bata sebanyak 6 kali, model matematisnya 6 x 4. Jadi, 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 6 x 4, berbeda konsepnya dengan 6 + 6 + 6 + 6 = 4 x 6, walau hasilnya sama 24,” terang Thomas.

Lewat kasus ini, Thomas mengajak semua kalangan untuk memahami Matematika dengan logika, bukan menjadi generasi “kalkulator” yang sekadar tahu hasil.

“Dengan kemampuan berlogika, suatu kasus bisa dimodelkan dengan rumusan matematis sehingga mudah dipecahkan,” ungkap Thomas. [kompas/fimadani/islamedia]

MUI MINTA TAYANGAN TV LECEHKAN ISLAM SEPERTI JODHA AKBAR DIHENTIKAN

Majelis Ulama Indonesia menilai tanyangan yang mendiskreditkan satu agama tidak layak ditayangkan. Lebih dari itu, penayangan tersebut dapat memicu ketegangan antara umat beragama.

“Harus dikoreksi, kalau perlu dihentikan penanyangannya,” ujar Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia, Welya Safitri, Selasa (23/9).

Dia mengakatakan akan meneliti lebih jauh keresahan sebagian masyarakat mengenai penayangan yang menyudutkan agama. Dia berjanji, MUI akan membuat sebuah tim kecil untuk melakukan kajian dan penelitian mengenai kasus tayangan yang mendiskreditkan agama.

Jika ditemukan unsur kesengajaan dalam pembuatan skenario dan penayangan film demikian, dia berjani akan memanggil penanggung jawab film yang bersangkutan.

“Bisa jadi akan melayangkan teguran produser, dan saluran televisi tersebut,” ujar dia dikutip dari ROL.

Dia sekaligus mengimbau umat Islam untuk menghindari tayangan yang merusak citra Islam. Dia menekankan kepada umat agar memilih channel yang banyak mengandung unsur pendidikan. Dia mengatakan agar warga indonesia lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan saluran televisi.

Pasalnya tayangan yang menyudutkan agama dapat memperburuk persaudaraan antara umat beragama di Indonesia. Dia menjelaskan, agama Islam merupakan agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam.


“Islam itu rahmatan lil alamin. Ada tatacara berhubungan dengan Allah atau hablum minallah, hubungan dengan manusia lain hablum minannas dan kepada semesta alam hablum minannas,” jelas dia.

Sebelumnya, penayangan film bergenre kolosal Jodha Akbar menampilkan sosok kerajaan Islam sebagai sosok antagonis yang angkuh, bengis dan berhati jahat. Film yang ditayangkan di salah satu stasiun TV nasional ini dianggap memutar balikkan fakta dan menebarkan keresahan.[ROL/Islamedia/YL]

Penulis sekira sebulan setelah penayang perdana kolosal Jodha Akbar pernah memberikan keberatan ke KPI melalui nomor pengaduan 0812-1307-0000, namun hanya menghasilkan diawal tayangan hanya memuat bahwa siaran kolosal tersebut bukanlah sejarah sesungguhnya (alias buang badan). Ayo rame-rame sms ke KPI agar menghentikan tayangan tersebut. Mengingat tayangan tersebut memiliki banyak kepalsuan terhadap dinasti besar Islam di India.

Selasa, 09 September 2014

NORMAN KAMARU, PAK POLISI YANG JADI TUKANG BUBUR, Ini Tanggapan Bang Jonru

Norman Kamaru. Dulu ia hanya seorang polisi berpangkat Briptu. Lantas, sebuah video lipsync membuat namanya terkenal ke seluruh penjuru Indonesia. Mumpung lagi populer, ia pun meniti karir di bidang hiburan, dan rela dipecat dari kepolisian.

Ternyata, Norman gagal di dunia hiburan. Namun kembali berdinas di kepolisian pun sudah tak mungkin baginya. Akhirnya, ia "terpaksa" menjadi penjual bubur di Jakarta, untuk menghidupi keluarganya.

Tentu, setiap orang bisa punya persepsi yang berbeda-beda mengenai peristiwa ini. Baik persepsi yang positif maupun negatif.

Walau hidup saya tidak "stragis" Norman, namun semua pengalaman hidup selama ini membuat saya berusaha lebih bijak dalam melihat perjalanan hidup pria asal Gorontalo ini.

Ia gagal di dunia hiburan, tak mungkin lagi masuk kepolisian. Apakah ini pertanda kegagalan?

Menurut saya, BELUM TENTU. Saya pun beberapa kali mencoba berbagai macam bisnis. Banyak yang gagal, banyak yang ambruk duluan sebelum mencoba.

Dan kini, saya merasa bahagia dan bersyukur, karena akhirnya bisa ketemu bisnis yang benar-benar sesuai dengan passion dan panggilan jiwa saya yang sebenarnya.

Orang lain boleh mengatakan Norman telah gagal. Namun bagi saya, dia hanya belum menemukan jalan sukses terbesar dalam hidupnya.

Di dalam perjuangan untuk menemukan jalan sukses terbesar tersebut, kita memang seringkali gagal, tersesat, mengalami peristiwa pahit, dan seterusnya.

Jadi, saya kira tak perlu "meledek" profesi Norman saat ini. Justru, keputusannya untuk berjualan bubur merupakan sebuah pilihan tepat, menurut saya. Ia kini menjadi entrepreneur. Siapa tahu, suatu saat nanti dia bisa kaya raya dari berjualan bubur.

Begitulah kira-kira, renungan saya di saat membaca berita terbaru mengenai Norman Kamaru, hari ini.

========================

Selasa, 09/09/2014 14:35 WIB
Norman Kamaru 'Caiya-caiya' Kini Jadi Tukang Bubur untuk Sambung Hidup

http://news.detik.com/read/2014/09/09/142407/2685333/10/1/norman-kamaru-caiya-caiya-kini-jadi-tukang-bubur-untuk-sambung-hidup

Jakarta - Masih ingat dengan Norman Kamaru, mantan anggota Brimob Gorontalo yang mendadak terkenal karena video menirukan joged dan lagu India berjudul Caiya-caiya? Norman yang memilih mundur dari kepolisian kerena ingin jadi artis itu kini banting setir menjadi tukang bubur. Kenapa?

Kisah Norman ditayangkan oleh Selebrita Pagi Trans7 dan diunggah ke YouTube pada 7 September 2014. Video berdurasi 3 menit 38 detik itu memperlihatkan Norman yang mengenakan kaos bergaris hijau sedang sibuk meracik bubur dagangannya. Bersama istrinya, Chichi, Norman memilih usaha untuk berjualan bubur Manado di kawasan Jakarta.

Norman terlihat lebih kurus dan wajahnya kusam, namun senyuman tetap tersungging di bibirnya saat memperkenalkan warung bubur miliknya. Sesekali tangannya merapikan meja, kursi, dan mangkuk untuk pelanggan.

Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Norman, 3 tahun silam. Kala itu tahun 2011 nama Norman mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Gara-gara aksinya menirukan lagu India dengan memakai seragam Brimob dan diunggah ke YouTube, Norman menjadi bintang mendadak.

Norman lugu dari Gorontalo lantas mendapat tawaran datang ke Jakarta untuk mengisi acara atau sekadar menjadi bintang tamu. Wajahnya menghiasi hampir semua stasiun televisi kala itu. Seluruh teman, orang tua, warga Gorontalo dan pimpinannya di Satuan Kepolisian Gorontalo bangga dengan Norman.

Namun sayang, ketenaran ini membuat Norman terlena, dia yang besar karena Kepolisian itu memilih untuk mengundurkan diri sebagai anggota Brimob dan memilih untuk menjadi artis. Mabes Polri sempat kecewa dengan ulah Norman dan di akhir tahun 2011 silam, Norman Kamaru dipecat dari Kesatuannya sebagai anggota Brimob melalui sidang kode etik di Polda Gorontalo.

Usai dipecat, karier Norman mulai redup. Kini tawaran manggung atau bintang tamu sudah jarang menghampirinya. Norman kini hidup sederhana dengan berjualan bubur.

Norman mengaku menyesal atas tindakannya memilih mundur dari Kepolisiaan yang telah membesarkan namanya itu. "Menyesal sih menyesal, soalnya yang bikin saya menyesal itu waduh susah juga buat diomongin. Yang jadi pertanyaan saya itu kenapa bisa jadi kayak gitu, ya keluar dari Kepolsian," kata Norman dalam video tersebut.

Namun, nasi sudah menjadi bubur, hidup harus tetap dijalani. Norman kini terus berjuang bersama sang istri agar seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

"Bisa makan dan untuk kebutuhan hari-hari, itu saja," tutupnya.


By: jonru.page

PBNU Tak Setuju Pernikahan Beda Agama

Katib Aam Syuriah PBNU, KH Malik Madani, mengatakan Undang-undang No.1 tahun 1974 mengenai perkawinan dinilainya sudah cukup baik. Menurutnya, semua umat beragama dilindung oleh pasal dalam undang-undang tersebut.

Ia mengatakan, PBNU juga tidak menyetujui dengan pernikahan beda agama tersebut. Pada dasarnya, ujar dia, semua agama menghendaki pernikahan antara dua insan yang memiliki keyakinan yang sama.

Hal itu agar stabilitas kehidupan rumah tangga terjamin. Pernikahan menurutnya, bukan sekedar hubungan fisik.

Namun juga ikatan sakral menyangkut peraturan dalam agama. Karenanya, pernikahan yang merupakan ikatan lahir batin memerlukan adanya kecocokan termasuk dalam hal keyakinan agama. Dan itu tidak hanya dalam Islam, menurutnya semua agama menghendaki pernikahan dengan yang satu keyakinan.

Dalam Islam, memang ada ketentuan yang memperbolehkan laki-lakiMuslim menikahi perempuan non-Muslim. Namun perempuan tersebut adalah dari kalangan ahli kitab Yahudi dan Nasrani.

Akan tetapi, sebaliknya perempuan Muslim tidak boleh menikah dengan laki-laki non-Muslim.

Namun demikian, sebagian ulama mempersyaratkan bahwa perempuan ahli kitab boleh dinikahi, jika nanti dalam hal pendidikan anak suami bisa lebih dominan.

"Jika peran suami lemah dan istri dominan, maka tidak boleh menikah", ujar nya seperti dikutip dari ROL, Selasa (9/9/2014).[ROL/Islamedia/YL]

Tiga Alasan Pilkada HARUS Lewat DPRD

Rancangan Undang-undang (RUU) Pilkada masih menimbulkan polemik, apakah pilkada kembali ke DPRD (perwakilan rakyat) atau tetap dipilih secara langsung oleh rakyat seperti sekarang ini.

RUU ini rencananya akan disahkan pada September 2014 ini, dalam Paripurna DPR.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Mora Harahap mengatakan, ada tiga alasan kenapa pilkada harus dikembalikan ke DPRD.

Alasan pertama adalah masalah dana. Dia mencontohkan satu pilkada menghabiskan Rp20 miliar.

"Jika ada 500 kabupaten/kota yang melakukan pilkada akan menelan biaya sebesar Rp10 triliun, belum lagi biaya yang dikeluarkan jika terjadi pilkada dua putaran," kata Mora, Jakarta, Senin (8/9/2014), seperti diberitakan INILAH.COM.

Menurut dia, angka sebesar itu juga tidak menjamin melahirkan kepala daerah yang baik. "Justru selama ini banyak kepala daerah yang bermasalah," kata Ketua Umum Pemuda Pertahanan Nasional (PAPERNAS) ini.

Kedua, Pilkada langsung rawan akan konflik. Kata Mora, konflik antara yang menang dan kalah sering mewarnai pemilihan kepala daerah selama ini. "Tentu ini merusakan tatanan keamanan masyarakat," kata mantan Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini.

Alasan ketiga, jelas Mora, pilkada langsung menimbulkan money politic yang cukup besar. Menurut dia, partisipasi masyarakat dalam setiap pilkada sering dirusak oleh perilaku money politic.

"Selain itu kasus-kasus korupsi yang besar seperti yang menjerat mantan ketua MK juga karena suap sengketa pilkada," katanya.

Bagi dia, sudah saatnya pilkada langsung dievaluasi. Menurutnya, tidak salah juga diganti dengan pilkada tidak langsung.

Jelas dia, demokrasi yang dibangun selama ini hanya demokrasi prosedural yang banyak kekuruangan. Karena tingkat pendidikan masayarakat masih rendah.

"Saat inilah DPR merubahnya demi tatananan demokrasi yang lebih baik lagi," ujarnya.

Dalam pembahasan RUU Pilkada ini, ada tiga tawaran yang diajukan. Pertama, tetap pada posisi sekarang ini, semuanya dipilih langsung.

Kedua, gubernur saja yang dipilih DPRD. Untuk bupati dan wali kota, dipilih langsung. Ketiga, semuanya baik gubernur, bupati/wali kota, dipilih oleh DPRD. 

By: piyungan

Hanya Ada Di PKS, Dulu Supir Anggota Dewan, Sekarang Jadi Anggota Dewan

Sudah tidak asing lagi bila masyarakat Lebak Bantenmendengar nama Yayan Ridwan. Pria kelahiran lebak pada tanggal 18 mei 1997 ini merupakan angota DPRD kabupaten Lebak periode 2014-2019.

Siapa sangka dulunya adalah supir seorang anggota dewan, sekarang malah menjadi anggota dewan. Memang dunia selalu berputar, tapi bukan berarti perputaran kehidupan ikut sejalan dengan rotasi bumi. Hal initergantung dari kesungguhan pribadi. Ini yang menjadi landasan yayan. Baginya selama terus berbuat baik dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka tidak perlu ragu akan balasan Allah yang Maha Kuasa.

Masyarakat sebelumnya lebih mengenal sosok yayan sebagai kepala desa bendungan di tempat ia tinggal sekarang. Sosok yang harmonis dan bersahaja ini telah memberikan banyak perubahan bagi masyarakat di desanya. Kecerdasannya dalam mengelola desa didapat dari interaksi yang sering dilakukan dengan berbagai elemen. Selain itu, kepekaan terhadap kondisi desa yang cukup memperihatinkan membuatnya begitu serius mengurusi masalah masyarakat. Baginya bekerja untuk kemaslahatan adalah bagian dari ibadah yang sudah seharusnya dilakukan setiap manusia yang bermasyarakat.

Yayan tidak merasa malu bekerja sebagai supir. Sekalipun ia telah menyelesaikan kuliahnya di IAIN Bandung (red-UIN Bandung). Pada dasarnya semua pekerjaan sama, yang membedakan adalah sejauh mana kita bisa menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan mengharap ridho dari ALLAH. Hidup bersama keluarga yang sederhana, tidak lantas mengubah hidupnya ketika menjadi seorang pejabat. Karena ia selalu berpandangan bahwa jabatan bukanlah ladang untuk mengumpulkan kekayan, melainkan pengabdian yang mesti dituntaskan demi sebuah kepercayaan dan kemajuan.

Wajar bila periode ini, ia terpilih sebagai anggota dewan. Masyarakat sudah sangat tahu betul kemampuannya dalam membangun daerah, terutama di tempat yang ia tinggali. Sebuah kepercayaan ini tentu harus dibayar dengan mahal. Bukan dalam hal materi, tapi waktu yang ia punya akan berkurang dalam kebersamaan bersama keluarga. “Sudah biasa, istri dan anak ditinggal. Terpenting adalah saling mendo’a untuk keselamatan semua” ujarnya.


By: piyungan

Kamis, 21 Agustus 2014

DUA PENDETA GILA SEKS, PERKOSA PEMBANTU DAN DUA ANAKNYA

Dua pendeta di Jakarta ini benar-benar bejat. Sebagai pemuka agama, bukannya memberi panutan yang baik kepada jemaat. Mereka tidak bisa mengendalikan nafsu syaitan, malah mengumbar perilaku gila seks terhadap kaum yang lemah.

Korban kebiadaban seksual kedua pendetaini adalah ibu malang berinisial MR, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sedangkan pelakunya, DP dan PY adalah pendeta yang notabene adalah sang majikan. Di dunia pelayanan kristiani, kedua pendeta ini menjabat pengurus Yayasan PB yang membawahi panti YKOT di Jakarta Selatan.

Tragisnya, dua anak gadis MR yang tidak berdosa pun jadi sasaran kejahatan seksual kedua pendeta itu.

Petaka satu keluarga ini bermula ketika MR melamar kerja sebagai pengurus rumah tangga di kediaman DP dan PY. MR pun diterima, bahkan anak-anaknya diperbolehkan tinggal di panti tersebut.

Rikwanto mengatakan, MR terbelit dengan kemiskinan sehingga dia bekerja kepada dua pelaku tersebut. MR juga meminta izin untuk mengajak lima anaknya. Di sana MR menjadi pembantu rumah tangga.

“Mengingat status ekonomi yang kurang beruntung, MR meminta izin agar 5 anaknya boleh ikut tinggal di yayasan tersebut dan permintaan itu dikabulkan,” ungkap Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto , Jumat (19/4/2013).

Suatu hari, sekitar bulan Januari dan Februari, Ibu MR dipaksa untuk melayani hasrat seksual kedua pendeta tersebut dengan ancaman yang sangat kejam. Jika MR takut tak mau melayani, maka pendeta DP dan PY mengancam akan melampiaskan kepada dua anak gadisnya.

“Menurut pengakuan pelapor, kejadian itu berlangsung sekitar Januari dan Februari,” tambah Rikwanto.

Korban sebenarnya sempat menolak, namun kedua tersebut mengancam, jika korban tidak mau maka anaknya akan menjadi pelampiasan. MR langsung memikirkan nasib anak-anak perempuannya, yakni D dan W yang berusia 13 hingga 16 tahun. “Akhirnya MR mau melayani permintaan DP dan PY,” jelas Rikwanto

Rikwanto mengungkapkan, meskipun Ibu MR telah melayani hasrat seksual DP dan PY, tapi aksi kedua pendeta itu terus berlanjut. Ternyata dua anak gadisnya juga jadi korban kejahatan seksual pendeta. D dan W sempat disuruh DP dan PY memegang-megang alat kelaminnya dan melakukan oral seks.

Setelah mengetahui bahwa kedua anaknya juga jadi korban kebejatan orang yang selama ini dihormati, MR akhirnya memilih untuk keluar dari pekerjaan. Takut aibnya terbongkar, dua pengurus yayasan ini malah mengancam jika MR ke luar, maka ia wajib mengembalikan uang ganti rugi sebesar Rp 30 juta.

Lantas, MR mengadukan kasus pelecehan seksual yang dialami keluarganya kepada Tony Foo, salah satu pengurus yayasan yang penyandang dana di panti asuhan tersebut. Tony Foo menyarankan agar MR mengadukan pendeta DP dan PY ke polisi. Tony meyakinkan MR harus melapor karena dirinya juga pernah mendengar keluhan serupa dari beberapa anak perempuan panti yang berusia belasan tahun. MR hanya korban kesekian dari tindakan bejat dua pendeta tersebut.

Rupanya bukan hanya Tak MR dan dua anak gadisnya, ada korban lain penghuni panti yang nasibnya lebih tragis. Gadis belasan tahun berinisial CR ini pernah diperkosa oleh pendeta DP dan PY.

Akhirnya pada tanggal 19 April 2013 MR melapor ke Renakta Polda Metro Jaya.

“Saat ini visum terhadap korban sudah dilakukan. Tinggal mencari bukti-bukti seperti keterangan dua orang saksi. Petugas juga akan memanggil Tony segera karena pria ini pernah bercerita ada saksi korban lain,” tandas Rikwanto. [taz/rpb, nov]

By: kristenisasi.wordpress.com

MEREKA ADALAH Nenek Moyang ISIS

Dialog Abdullah bin Abbas dengan Khawarij

Di antara sekte atau aliran yang menyimpang yang pertama kali muncul dalam Islam adalah pemikiran Khawarij, sebuah sekte yang berbicara tentang status keislaman seseorang, apakah seseorang tersebut telah keluar dari Islam (kafir), atau masih berada dalam lingkaran keislaman.

Pemikiran ini pertama kali muncul di zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dan sekarang pemikiran ini kembali menyerebak di tengah-tengah umat Islam yang popular dengan istilah terorisme. Banyak orang-orang yang sibuk membicarakan status keislaman orang lain, terutama status keislaman para pemimpin yang berhukum dengan undang-undang buatan manusia.

Mereka adalah sebagian pemuda yang memiliki semangat keislaman, namun mereka tergesa-gesa menghukumi tanpa melakukan pengkajian yang mendalam. Pemikiran ekstrim ini direspon dengan berbagai tindakan, dan salah satu tindakan yang dilakukan untuk memerangi pemikiran teroris ini adalah dengan cara berdialog. Cara ini termasuk cara yang paling efektif untuk memeranginya, karena sebuah pemikiran idealnya dihadapi juga dengan pemikiran.

Berikut ini, kami cuplikkan sebuah kisah tentang ketergesa-gesaan orang-orang Khawarij dalam memvonis hukum kafir dan kedangakalan mereka dalam memahami ayat-ayat Alquran, mudah-mudahan para pemuda yang memiliki semangat dalam berislam bisa mengambil pelajaran dari kisah ini dan terhindar dari pemikiran terorisme yang bermudah-mudahan dalam memvonis kafir seseorang.

Ali bin Abi Thalib mengirim Abdullah bin Abbas kepada orang-orang Khawarij untuk berdialog bersama mereka. Kisah dialog Ibnu Abbas ini dicatat oleh Imam Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya Talbis Iblis sebagai berikut:

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Orang-orang Khawarij memisahkan diri dari Ali radhiallahu ‘anhu, berkumpul di satu daerah untuk memberontak kepada khalifah. Ketika itu, jumlah mereka enam ribu orang.

Semenjak Khawarij berkumpul, setiap orang yang mengunjungi Ali radhiallahu ‘anhu berkata –mengingatkannya–, “Wahai Amirul Mukminin, orang-orang Khawarij telah berkumpul untuk memerangimu.”

Ali menjawab, “Biarkan saja, aku tidak akan memerangi mereka hingga mereka memerangiku, dan pasti mereka akan melakukannya.”

Hingga di suatu hari yang terik, saat masuk waktu zuhur aku menjumpai Ali radhiallahu ‘anhu. Aku (Ibnu Abbas) berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tunggulah cuaca dingin untuk shalat zuhur, sepertinya aku akan mendatangi mereka (Khawarij) berdialog.”


Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Wahai Ibnu Abbas, sungguh aku mengkhawatirkanmu!”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, janganlah kau khawatirkan diriku. Aku bukanlah orang yang berakhlak buruk dan aku tidak pernah menyakiti seorang pun.” Maka Ali pun mengizinkanku.

“Jubah terbaik dari Yaman segera kupakai, kurapikan rambutku, dan kulangkahkan kaki ini hingga masuk di barisan mereka di tengah siang.”

Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma berkata, “Aku benar-benar berada di tengah suatu kaum yang belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi-dahi mereka penuh luka bekas sujud, tangan-tangan menebal bak lutut-lutut unta (kapalan). Wajah-wajah mereka pucat pasi karena tidak tidur, menghabiskan malam untuk beribadah.”

Kuucapkan salam pada mereka. Serempak mereka menyambutku, “Selamat datang, wahai Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma. Apa gerangan yang membawamu kemari?”

Aku berkata, “Aku datang pada kalian sebagai perwakilan dari sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar, dan juga dari sisi menantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (yakni Ali bin Abi Thalib), kepada para sahabat-lah Alquran diturunkan dan merekalah orang-orang yang paling mengerti makna Alquran daripada kalian.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengingatkan tentang kedudukan sahabat Muhajirin dan Anshar dan bagaimana seharusnya prinsip seorang muslim dalam memahami Alquran dan sunnah yaitu mengembalikan kepada pemahaman sahabat yang kepada merekalah Alquran diturunkan, dan merekalah orang yang paling mengerti Alquran dan sunnah. Ibnu Abbas juga menegaskan besarnya kedudukan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu di sisi Allah, yaitu menantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Begitu mendengar ucapan Ibnu Abbas yang penuh makna dan merupakan prinsip hidup –yang tentunya tidak mereka sukai karena menyelisihi prinsip sesat mereka–,sebagian Khawarij memberi peringatan, “Jangan sekali-kali kalian berdebat dengan seorang Quraisy (yakni Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, pen.). Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ
“Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58)

Ibnul Jauzi kembali melanjutkan kisah ini: Dua atau tiga orang dari mereka berkata, “Biarlah kami yang akan mendebatnya!”.

Ibnu Abbas berkata, “Wahai kaum, beri aku alasan, mengapa kalian membenci menantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beserta sahabat Muhajirin dan Anshar, padahal Alquran diturunkan kepada mereka, dan tidak ada seorang sahabat pun yang bersama kalian. Ali adalah orang yang paling mengerti tentang penafsiran Alquran.”

Mereka berkata, “Kami punya tiga alasan.”
Ibnu Abbas mengatakan, “Sebutkan (tiga alasan kalian).”

“Pertama, sungguh Ali telah menjadikan manusia sebagai hakim (pemutus perkara) dalam urusan Allah, padahal Allah berfirman,
“…Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah …” (Yusuf: 40)

Hukum manusia tidak ada artinya di hadapan firman Allah Ta’ala. Kata mereka.

Ibnu Abbas menanggapi, “Ini alasan kalian yang pertama. Lalu apa lagi?”

Mereka melanjutkan, “Kedua, sesungguhnya Ali telah berperang dan membunuh, tapi mengapa tidak mau menawan dan mengambil ghanimah? Kalau mereka (orang-orang yang berperang melawan Ali) itu mukmin tentu tidak halal bagi kita memerangi dan membunuh mereka. Tidak halal pula tawanan-tawanannya.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bertanya lagi, “Lalu apa alasan kalian yang ketiga?”

Kata mereka, “Ketiga, dia telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya. Kalau dia bukan amirul mukminin (karena menghapus sebutan itu) berarti dia adalah amirul kafirin (pemimpin orang-orang kafir).”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Ada alasan selain ini?” Mereka berkata, “Cukup sudah bagi kami tiga perkara ini!”

Bantahan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma atas dangkalnya pemahaman Khawarij

Lihatlah, bagaimana Khawarij mudah memvonis kafir, dan memberontak sekalipun kepada khalifah ar-Rasyid yang penuh keutamaan dan kemuliaan. Alasan-alasan mereka adalah kerancuan yang sangat lemah dan menunjukkan kedangkalan mereka dalam memahami Alquran dan sunnah.

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mulai menanggapi, “Ucapan kalian bahwa Ali radhiallahu ‘anhu telah menjadikan manusia untuk memutuskan perkara (untuk mendamaikan persengketaan antara kaum muslimin -pen), sebagai jawabannya akan kubacakan ayat yang membatalkan kerancuan kalian. Jika ucapan kalian terbantah, maukah kalian kembali (kepada jalan yang benar)?”

Mereka menjawab, “Ya, tentu kami akan kembali.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyerahkan sebagian hukum-Nya kepada keputusan manusia, seperti dalam menentukan harga kelinci (sebagai tebusan atas kelinci yang dibunuh saat ihram) Allah Subhanahu wa Ta’alal berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۚ وَمَنْ قَتَلَهُ مِنْكُمْ مُتَعَمِّدًا فَجَزَاءٌ مِثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ هَدْيًا بَالِغَ الْكَعْبَةِ أَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسَاكِينَ أَوْ عَدْلُ ذَٰلِكَ صِيَامًا لِيَذُوقَ وَبَالَ أَمْرِهِ ۗ عَفَا اللَّهُ عَمَّا سَلَفَ ۚ وَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللَّهُ مِنْهُ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan (hukum) dua orang yang adil di antara kamu, sebagai hadyu yang dibawa sampai ke Ka’bah, atau (dendanya) membayar kafarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.” (QS. Al-Maidah: 95)

Demikian pula dalam perkara perempuan dan suaminya yang bersengketa, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menyerahkan hukumnya kepada hukum (keputusan) manusia untuk mendamaikan antara keduanya. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.” (QS. An-Nisa: 35)

Demi Allah, jawablah, apakah diutusnya seorang manusia untuk mendamaikan hubungan mereka dan mencegah pertumpahan darah di antara mereka lebih pantas untuk dilakukan, atau hukum manusia perihal darah seekor kelinci dan urusan pernikahan wanita? Menurut kalian manakah yang lebih pantas?”

Mereka katakanlah, “Inilah (yakni mengutus manusia untuk mendamaikan manusia dari pertumpahan darah) yang lebih pantas.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Apakah kalian telah memahami masalah pertama?” Mereka berkata, “Ya.”

Ibnu Abbas melanjutkan, “Adapun ucapan kalian bahwa Ali radhiallahu ‘anhu telah berperang tapi tidak mau mengambil ghanimah dari yang diperangi dan tidak menjadikan mereka sebagai tawanan, sungguh (dalam alasan kedua ini) kalian telah mencerca ibu kalian (yakni Aisyah).

Demi Allah! Kalau kalian katakan bahwa Aisyah bukan ibu kita, kalian telah keluar dari Islam (karena mengingkari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala). Demikian pula kalau kalian menjadikan Aisyah sebagai tawanan perang dan menganggapnya halal sebagaimana tawanan lainnya (sebagaimana layaknya orang-orang kafir), maka kalian pun keluar dari Islam. Sesungguhnya kalian berada di antara dua kesesatan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ ۗ

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS. Al-Ahzab: 6)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Apakah kalian telah memahami masalah ini?”

Mereka menjawab, “Ya.”

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata lagi, “Adapun ucapan kalian bahwasanya Ali telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya, maka (sebagai jawabannya) aku akan kisahkan kepada kalian tentang seorang yang kalian ridhai, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketahuilah, bahwasanya beliau di hari Hudaibiyah (6 H) melakukan shulh (perjanjian damai) dengan orang-orang musyrikin, Abu Sufyan dan Suhail bin Amr. Tahukah kalian apa yang terjadi?

Ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ali, “Wahai Ali, tulislah perjanjian untuk mereka.” Ali menulis, “Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah…”

Orang-orang musyrik berkata, “Demi Allah! Kami tidak tahu kalau engkau rasul Allah. Kalau kami mengakui engkau sebagai utusan Allah tentu kami tidak akan memerangimu.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah , sungguh engkau mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah. Wahai Ali, tulislah ‘Ini adalah perjanjian antara Muhammad bin Abdilah…’.” (Rasulullah memerintahkan Ali untukmenghapus sebutan Rasulullah dalam perjanjian, pen.)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Demi Allah, sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih mulia dari Ali, meskipun demikian beliau menghapuskan sebutan rasulullah dalam perjanjian Hudaibiyah…” (Apakah dengan perintah Rasul menghapuskan kata rasulullah dalam perjanjian kemudian kalian mengingkari kerasulan beliau? Sebagaimana kalian ingkari keislaman Ali karena menghapus sebutan Amirul Mukminin?)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Maka kembalilah dua ribu orang dari mereka, sementara lainnya tetap memberontak (dan berada di atas kesesatan), hingga mereka diperangi dalam sebuah peperangan besar (yakni perang Nahrawan).”

Demikian tiga kerancuan pola pikir Khawarij yang mereka jadikan sebagai alasan memberontak dan memerangi Ali radhiallahu ‘anhu. Semua kerancuan tersebut terbantah dalam dialog mereka dengan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma. Maka selamatlah mereka yang mau mendengar sahabat dan menjadikan mereka sebagai rujukan dalam memahami Alquran dan sunnah.

Kemudian dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, Imam Ibnu Katsir melanjutkan kisah ini.

Abdullah bin Abbas membawa mereka ke hadapan Ali bin Abi Thalib di Kufah.

Setelah itu, Ali mengirim utusan kepada orang-orang Khawarij yang tersisa, ia berkata, “Sesungguhnya kalian telah menyaksikan apa yang telah dialami olehku dan orang-orang secara umum. Berbuatlah semau kalian hingga umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersatu. Di antara kita ada sebuah perjanjian, tidak boleh menumpahkan darah yang haram dibunuh, tidak boleh menyabotase jalan dan tidak boleh menzalimi ahli zhimmah. Jika kalian melanggarnya, maka kami akan membalasnya dengan pembalasan yang setimpal. Allah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْخَائِنِينَ

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” (QS. Al-Anfal: 58)

Tidak lama setelah itu, mereka menyabotase jalan, membunuh orang-orang yang tak bersalah, menghalalkan darah ahli zhimmah hingga mereka dikalahkan dalam Perang Nahrawan. Setelah itu mereka membalas dendam dan yang mengakibatkan tewasnya Khalifah ar-Rasyid Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu.

(Muhammad Faisal)

Sabtu, 02 Agustus 2014

BEBERKAN PRESTASI, TIFFATUL SEMBIRING DI BULLY "Batak Sinting"

Di akhir-akhir masa jabatan sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika RepublikIndonesia periode 2009-2014, Tifatul Sembiring menyampaikan beberapa hal tentang 'jabatan sebagai menteri' dan pencapaian Kemenkominfo yang dipimpinnya.

"Jadi seorang menteri, bagi saya pribadi, bukanlah sebuah kehormatan, melainkan sebuah beban amanah yang harus dipertanggung jawabkan...," ujarnya lewat akun @tifsembiring, Jumat (1/8/2014)

Soal masa depannya sebagai menteri di periode presiden mendatang, mantan Presiden PKS ini menyatakan tidak akan mengajukan diri.

- Saya tidak akan mengajukan diri jadi menteri. Saya ditugaskan partai dalam KIB ke-2 ini. Saya tidak akan mengemis untuk urusan ini.

- Saya ucapkan Alhamdulillah, jika dibebaskan dari tugas ini. Dan saya ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, saat diberi amanah ini.

- Jadi seorang menteri, bagi saya pribadi, bukanlah sebuah kehormatan, melainkan sebuah beban amanah yang harus dipertanggung jawabkan...

- Membangun negeri ini tidak harus jadi menteri atau pejabat, banyak hal di luar sana bisa dilakukan untuk negeri tercinta ini.

- Soal nanti ada menteri dari parpol, itu sah2 saja, ini berlaku diseluruh dunia. Tidak ada yang aneh. Ini demokrasi. Tanya Presiden...

- Kami PKS tergabung dalam koalisi Prabowo-Hatta, soal kelanjutannya, tunggu saja. Kalau menang tidak jumawa, kalau kalah mesti diakui.

Menanggapi berbagai kritik (dan hujatan) atas kinerjanya sebagai Menkominfo, berikut jawaban Pak Tif:

- Ttg yang tidak puas dg kinerja saya sebagai Menkominfo, saya ucapkan terimakasih atas segala masuklannya. Saya sendiri juga belum puas..

- Ada kritik yg membangun dan dan bernada menjatuhkan. Saya mengamati ini. Ada yg kebelet sekali jadi menteri. Silakan, bungkus.

- Profesionalitas itu bukan ngaku2, tapi ada prestasi yg bermanfaat, diakui orang lain. Terserah Presiden, sampeyan dipilih atau tidak.

- Menilai keberhasilan seorang menteri bukan oleh orang2 ambisi begini, evaluasi jalanan, semua itu ada ukurannya, tercatat dan terukur.

- Seluruh program2 kementerian itu dalam rangka menjalankan RPJMN, janji-janji kampanye Presiden, program 100 hari, Instruksi2 Presiden..

- ..keputusan2 Presiden, arahan2 Presiden dan Menko2, kerjasama antar kementerian, dan disepakati anggaran dan program kerjanya oleh DPR.

- Bukan asal dikerjakan, ada yang mengawasi dan mengukurnya seperti UKP4, secara administrasi ada pengawasan berjenjang...

- Ada Kementerian PAN dan RB, ada audit BPK, konsultasi dg BPKP, ada penilaian oleh KPK, ada aparat penegak hukum yg mengawasi, ada DPR...

- Jadi bukan asal kerja, ada perencanaan, ada visi misi, kalau ingin mengevaluasi silakan. Bukan keinginan orang perorang, ini negara...

- Banyak yang sudah dibangun oleh pemerintahan SBY-Boediono, banyak yang mensyukuri dan menghargai termasuk lembaga2 dari luar negeri.

- Bahkan Indonesia sekarang masuk dalam peringkat 10 besar ekonomi dunia, versiWorld Bank. Puas? Tentu belum, masih banyak masalah....

- Untuk Kemenkominfo, sesuai RPJMN, bdg infrastruktur, Alhamdulillah: Hampir seluruh desa di Indonesia sudah masuk telefon(lk 72.000 desa)

- Seluruh kecamatan sudah masuk internet baik 5748 PLIK maupun 1970 MPLIK. Hampir seluruh kota dan kabupaten sudah ada sarana wifi gratis.

- Jaringan fiber optic Palapa Ring, hampir 90% selesai, wilayah coverage hp mencapai 95%, stasiun TVRI dibangun sebanyak 31 stasiun.

- Migrasi sistem televisi dr analog ke digital, PNBP Kemenkominfo naik jadi rp 13,6 Trilyun/thn, anggaran yg dipakai rp 3 trilyun/thn.

- Ajang INAICTA (Indonesia ICT Award) tiap tahun, tlh melahirkan inovator2 baru ICT. Proyek e-learning yg menyambungkan 500 SD, SMP di DIY

- Pembangunan e-health di Sumbar, dimulainya teknologi baru LTE. Open source wajib dipakai di PLIK dan MPLIK, Indonesia OpenSource Award

- ICT pura, Cyber Jawara, ICT Training center UIN, Pusat training TIK Cikarang, ST MMTC di Yogyakarta. Bea siswa S2, S3 IT dan komunikasi.

- Kampanye internet sehat dan aman, kominfo goes to mall, Kartini Next Generation kreatifitas para wanita, PEGI peringkat e-gov Indonesia.

- Soal open BTS, jangan ngaku2 produk sendiri. Ilmuwan itu harus jujur dan ilmiah, ini kreatifitas Harvind Samra dan David Burgess...

- Saya tidak menolak open BTS, tapi karena menggunakan frekuensi, mk harus ada izin spektrum. Ini berlaku bagi semua pihak tanpa kecuali.

- Soal blokir konten, tentu ada mekanismenya. Ada Tim trust positif di bawah Ditjen Aptika, ada aturannya dalam UU dan PP dll.

- Selama ini hal tsb diatur dlm peraturan Dirjen Aptika, lalu dinaikkan jadi PM. Ada aduan masyarakat melalui pengaduan konten negatif.

- Ada lembaga2 yang berwenang meminta pemblokiran, seperti OJK mis?: situs forex yang di black list, LPOM mengenai makanan dan obat2an...

- Dari Kepolisian, dari BNN, ttg hal2 yg membahayakan keamanan negara. Ada mekanismenya, tidak asal blokir, ada sistem yang bekerja.

- Mereka tim trust positif ini mengawasi terus, dan tidak perlu izin menteri untuk memblokir sesuatu yang memang jelas konten negatif.

- Soal situs vimeo memang mengandung banyak konten porno, kita minta kesediaan mrk untuk memblok yg porno2 saja. Belum ada jawaban jelas.

- Soal komik manga, xhamster, hentai juga diblokir, karena memuat konten dan gambar2 porno secara vulgar. Ini melanggar undang2...

- Kalau ada yang membuka kembali konten2 internet yg dilarang oleh UU, tentu akan berhadapan dg bagian masyarakat yg anti pornografi.

Di akhir penjelasannya, Pak Tif menghimbau untuk menggunakan social media(socmed) secara positif.

- Terakhir, saya menghimbau seluruh pengguna socmed agar berbicara sopan dan menggunakan sarana ini untuk hal2 yang lebih produktif.

- Banyak manfaat positif spt: untuk penelitian, bisnis, pertemanan, pengumpulan data, promosi daerah dsb. Terimakasih atas atensinya.

Namun sayang, himbauan positif Pak Menteri dari PKS ini langsung dibully dengan kata-kata yang tidak sopan dari akun @radjapea.

"@tifsembiring ni orang menteri PKS atau menteri indonesia sih..batak sinting” tulis akun @radjapea.

"Dihimbau sopan malah begini...," balas Pak Tif.

Astaghfirullah... semoga Pak Tif selalu diberi kesabaran dan pahala yang melimpah atas kinerja dan baktinya untuk negeri tercinta ini.

*by admin @pkspiyungan

BACA JUGA: Patriotisme Tifatul Sembiring Dibalik Satelit BRI

Pantun Tifatul untuk Yang Protes Pemblokiran Situs Porno


Suasana Idul Fitri 1435 H yang penuh kekeluargaan dimanfaatkan Tifatul Sembiring untuk menyapa netizen (pengguna internet) di social media.

Jumat sore kemarin (1/8), Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesiaperiode 2009-2014 ini pun berbagi cerita tentang berbagai hal seputar kinerja kemenkominfo dan hal-hal aktual. Salah satunya yang sering disorot adalah pemblokiran situs-situs porno yang memang sangat gencar dilakukan kemenkominfo era Tifatul Sembiring.

Bagi yang masih protes atas upaya pemblokiran situs porno sebagai upaya menjaga moralitas anak bangsa, bapak 7 anak kelahiran Bukittinggi ini menghadiahi pantun:

Berfoto di tepi kuala kapuas
Bergaya mirip si putri raja
Porno diblokir merasa tak puas
Sila pergi ke laut sahaja...:D

Terkait atas sorotan atas kinerjanya memimpin Kementerian Komunikasi dan Informatika, berikut twit mantan Presiden PKS ini:

- Ttg yang tidak puas dg kinerja saya sebagai Menkominfo, saya ucapkan terimakasih atas segala masuklannya. Saya sendiri juga belum puas..

- Ada kritik yg membangun dan dan bernada menjatuhkan. Saya mengamati ini. Ada yg kebelet sekali jadi menteri. Silakan, bungkus.

- Profesionalitas itu bukan ngaku2, tapi ada prestasi yg bermanfaat, diakui orang lain. Terserah Presiden, sampeyan dipilih atau tidak.

- Menilai keberhasilan seorang menteri bukan oleh orang2 ambisi begini, evaluasi jalanan, semua itu ada ukurannya, tercatat dan terukur.

- Seluruh program2 kementerian itu dalam rangka menjalankan RPJMN, janji-janji kampanye Presiden, program 100 hari, Instruksi2 Presiden..

- ..keputusan2 Presiden, arahan2 Presiden dan Menko2, kerjasama antar kementerian, dan disepakati anggaran dan program kerjanya oleh DPR.

- Bukan asal dikerjakan, ada yang mengawasi dan mengukurnya seperti UKP4, secara administrasi ada pengawasan berjenjang...

- Ada Kementerian PAN dan RB, ada audit BPK, konsultasi dg BPKP, ada penilaian oleh KPK, ada aparat penegak hukum yg mengawasi, ada DPR...

- Jadi bukan asal kerja, ada perencanaan, ada visi misi, kalau ingin mengevaluasi silakan. Bukan keinginan orang perorang, ini negara...

- Banyak yang sudah dibangun oleh pemerintahan SBY-Boediono, banyak yang mensyukuri dan menghargai termasuk lembaga2 dari luar negeri.

- Bahkan Indonesia sekarang masuk dalam peringkat 10 besar ekonomi dunia, versiWorld Bank. Puas? Tentu belum, masih banyak masalah....

- Untuk Kemenkominfo, sesuai RPJMN, bdg infrastruktur, Alhamdulillah: Hampir seluruh desa di Indonesia sudah masuk telefon(lk 72.000 desa)

- Seluruh kecamatan sudah masuk internet baik 5748 PLIK maupun 1970 MPLIK. Hampir seluruh kota dan kabupaten sudah ada sarana wifi gratis.

- Jaringan fiber optic Palapa Ring, hampir 90% selesai, wilayah coverage hp mencapai 95%, stasiun TVRI dibangun sebanyak 31 stasiun.

- Migrasi sistem televisi dr analog ke digital, PNBP Kemenkominfo naik jadi rp 13,6 Trilyun/thn, anggaran yg dipakai rp 3 trilyun/thn.

- Ajang INAICTA (Indonesia ICT Award) tiap tahun, tlh melahirkan inovator2 baru ICT. Proyek e-learning yg menyambungkan 500 SD, SMP di DIY

- Pembangunan e-health di Sumbar, dimulainya teknologi baru LTE. Open source wajib dipakai di PLIK dan MPLIK, Indonesia OpenSource Award

- ICT pura, Cyber Jawara, ICT Training center UIN, Pusat training TIK Cikarang, ST MMTC di Yogyakarta. Bea siswa S2, S3 IT dan komunikasi.

- Kampanye internet sehat dan aman, kominfo goes to mall, Kartini Next Generation kreatifitas para wanita, PEGI peringkat e-gov Indonesia.

- Soal open BTS, jangan ngaku2 produk sendiri. Ilmuwan itu harus jujur dan ilmiah, ini kreatifitas Harvind Samra dan David Burgess...

- Saya tidak menolak open BTS, tapi karena menggunakan frekuensi, mk harus ada izin spektrum. Ini berlaku bagi semua pihak tanpa kecuali.

- Soal blokir konten, tentu ada mekanismenya. Ada Tim trust positif di bawah Ditjen Aptika, ada aturannya dalam UU dan PP dll.

- Selama ini hal tsb diatur dlm peraturan Dirjen Aptika, lalu dinaikkan jadi PM. Ada aduan masyarakat melalui pengaduan konten negatif.

- Ada lembaga2 yang berwenang meminta pemblokiran, seperti OJK mis?: situs forexyang di black list, LPOM mengenai makanan dan obat2an...

- Dari Kepolisian, dari BNN, ttg hal2 yg membahayakan keamanan negara. Ada mekanismenya, tidak asal blokir, ada sistem yang bekerja.

- Mereka tim trust positif ini mengawasi terus, dan tidak perlu izin menteri untuk memblokir sesuatu yang memang jelas konten negatif.

- Soal situs vimeo memang mengandung banyak konten porno, kita minta kesediaan mrk untuk memblok yg porno2 saja. Belum ada jawaban jelas.

- Soal komik manga, xhamster, hentai juga diblokir, karena memuat konten dan gambar2 porno secara vulgar. Ini melanggar undang2...

- Kalau ada yang membuka kembali konten2 internet yg dilarang oleh UU, tentu akan berhadapan dg bagian masyarakat yg anti pornografi.

by: Piyungan

Sabtu, 05 Juli 2014

HASIL PENELITIAN: SUAMI ISTRI ITU MEMILIKI GEN DNA YANG MIRIP


Sebutan “belahan jiwa” untuk pasangan suami atau istri memang tepat. Salah satu penelitian telah membuktikan, pasangan menikah memiliki DNA yang mirip satu sama lain. Padahal, sulit menemukan DNA yang begitu mirip bukan?

Peneliti dari University of Carolina membandingkan DNA lebih dari 800 pasangan menikah dengan pasangan acak. Daripada orang yang sama-sama asing, pasangan menikah lebih punya kesamaan DNA.

Salah satu peneliti, Ben Domingue tak bisa menjelaskan secara pasti bagaimana seseorang bisa menemukan orang lain dengan DNA yang sama persis dengannya dari miliaran manusia di dunia.

“Mungkin alasannya sederhana. Gen yang sama akan menghasilkan hobi atau selera yang juga sama,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail. Hobi dan selera sama itulah yang mempersatukan keduanya.

Singkat kata, seseorang akan mencari pasangan yang seakan menjadi cermin bagi dirinya sendiri.

Dalam Al-Qur'an Allah sudah sangat jelas menginformasikan bahwa dua insan manusia yang berjodoh kemudian menikah itu mempunyai kesamaan-kesamaan secara kepribadian yang akhirnya menjadi karakter. Sebagaimana dalam Surat An-Nur ayat 26: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)"
[viva/mh]

ALHAMDULILLAH, DIPIMPIN KADER PKS ANGGARAN JILBAB POLWAN DISETUJUI

Komisi III DPR menyetujui pagu anggaran khusus jilbab Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pos anggaran yang selama ini menjadi alasan Polri menunda pemberlakuan busana Muslimah untuk polisi wanita (polwan) itu disetujui dalam rapat kerja Komisi III bersama Polri, Rabu (2/7).

Rapat kerja yang mengagendakan Penyempurnaan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) 2015 tersebut dipimpin anggota Komisi III dari Fraksi PKS Almuzzammil Yusuf. Almuzzammil berharap, tidak akan ada lagi alasan Polri menyangkut anggaran terkait jilbab polwan.

"Anggaran sudah dipertegas. Bola kini sudah ada di tangan Polri, tinggal pelaksanaannya," ujar Almuzzamil di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/7). Dia melanjutkan, anggaran Polri akan disampaikan ke Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR untuk ditindaklanjuti. BAKN bakal menyikapi anggaran tersebut setelah Polri melakukan revisi terkait jumlah polwan yang akan menggunakan seragam jilbab.

Wakapolri Komjen Polisi Badrodin Haiti menerangkan, alokasi pembiayaan untuk jilbab Polri termasuk dalam anggaran subprogram peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri yang mencapai Rp 7,658 triliun. Berdasarkan hitung-hitungan Polri, indeks harga yang dialokasikan untuk per unit jilbab adalah Rp 25 ribu. Badrodin menjelaskan, saat ini Polri sedang dalam proses menyusun peraturan yang akan terbit melalui Keputusan Kapolri.

"Kemarin ada dari Brimob juga mengusulkan perubahan seragam. Kami juga sedang menyiapkan jilbab untuk PNS Polri, jadi biar tidak bolak-balik, sekalian saja. Kami menunjuk tim khusus," ujar Wakapolri. Dia menambahkan bahwa ketentuan seragam polwan berjilbab sudah diterangkan dalam surat perintah bernomor Sprin/1164/VI/2013 tanggal 26 Juni 2014 dan Sprin/1063/VI/2014 tanggal 17 Juni 2014.

Dalam catatan yang disuguhkan untuk DPR, Polri menyebutkan, polwan beragama Islam di tubuh Polri sebanyak 10.546 orang atau 74,05 persen dari keseluruhan jumlah polwan yang mencapai 14.242 personel. Saat ini, kata Badrodin, Polri sedang melakukan pendataan berapa banyak polwan Muslimah yang mau berjilbab. Dia berharap program jilbab Polri terealisasi pada 2015. "Tinggal menunggu peraturannya. Itu kan butuh proses," tutur Badrodin.

Menurut dia, desain jilbab polwan sudah dibuat. Polri pun memamerkan rancangan tersebut kepada anggota Komisi III melalui salah seorang personel polwan yang turut hadir dalam rapat kerja. Jilbab yang akan dikenakan polwan berwarna cokelat tua dengan sedikit petak krem di atas dahi. Seperti didemonstrasikan sang polwan, jilbab tersebut dapat dilepas sekali tarik, menyisakan lapisan tudung berwana hitam yang melekat lentur di baliknya.

Mengenai anggaran 2015, Badrodin menjelaskan, Polri akan mendapatkan total anggaran mencapai Rp 47,566 triliun. Jumlah tersebut telah mendapat persetujuan bulat dari seluruh fraksi Komisi III DPR. Jumlah pagu anggaran definitif tersebut memenuhi 72,25 persen dari usulan kebutuhan anggaran minimal Polri yang mencapai Rp 65,837 triliun. "Apabila dibandingkan dengan pagu indikatif tahun 2014, angka ini lebih besar 20,07 persen," ujar dia.

Di hadapan belasan anggota Komisi III DPR yang hadir, Badrodin memaparkan, anggaran Polri diperuntukkan bagi 13 program yang mencakup enam program generik dan tujuh program teknis guna menunjang operasi 1.230 satuan kerja di lingkungan Polri. Alokasi untuk program generik mencapai Rp 34,515 triliun, sedangkan program teknis Rp 13,051 triliun. Anggaran jilbab polwan masuk dalam alokasi dana program generik. n c54/antara ed: eh ismail

***
Rp 47,566 Triliun : Total anggaran Polri pada 2015.
Rp 7,658 Triliun : Anggaran subprogram peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri. Jilbab polwan masuk dalam pos anggaran ini.
Rp 25 Ribu : Alokasi anggaran per unit jilbab polwan.
14.242 Orang : Total jumlah polwan.
10.546 Orang : Jumlah polwan Muslimah.

[republika/im]

Rabu, 11 Juni 2014

BUKAN DIPECAT PRABOWO DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT/PENSIUN DINI

Untuk kesekian kalinya Jenderal TNI (purn) LB Panjaitan, kembali melontarkan sindiran kepada Prabowo bahwa Prabowo dipecat dari TNI, sebagai alasan dia dan beberapa jenderal TNI mendukung capres Jokowi, dan menyindir ratusan purnawirawan TNI/ POLRI yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Walau itu tidak secara terang-terangan terlihat nampak bahwa ihwal sindiran dan statemen memojokkan prabowo dengan kampanye hitam termasuk mengenai isu HAM bisa diterjemahkan publik sebagai ketidaksukaannya dengan Prabowo. Kenapa dikatakan kampanye hitam? mudah saja karena dia mengabaikan data dan fakta.


Luhut Binsar Panjaitan mengeluarkan pernyataan walau dia mengutip dari orang lain yang disebutnya sebagai mantan KASAD, “Ada senior kami purnawirawan jenderal mantan Kasad menyatakan heran kalau ada purnawirawan masih memilih eks TNI yang dipecat. Dari TNI saja dipecat, masa mau jadi presiden?” (kompas.com 23/5/2014).

Istilah pemecatan sendiri adalah sinonim dari kata pemberhentian, walau untuk konotasi istilah pemecatan ini mengandung konotasi negatif, padahal seperti diatur dalam PP no 39 tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit TNI, UU no. 34 tahun 2004tentang TNI pasal 54, pemberhentian itu bisa berupa pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat.

Kronologi Pemberhentian Prabowo Subianto

Panglima ABRI Jendral TNI Wiranto membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pada tanggal 3 Agustus 1998. Tim ini diketuai oleh Jenderal TNI Subagyo HS selaku KSAD, kemudian wakil ketua terdiri dari Letjen TNI Fachrul Razi (Kasum ABRI) dan Letjen TNI Yusuf Kartanegara (Irjen Dephankam). Kemudian anggota terdiri dari Letjen TNI Soesilo Bambang Yudhoyono (Kassospol ABRI), Letjen TNI Agum Gumelar (Gubernur Lemhanas), Letjen TNI Djamiri Chaniago (Pangkostrad) dan Laksdya TNI Achmad Sutjipto (DanjenAkabri). Hasil sidang DKP ini memberikan rekomendasi kepada presiden (BJ Habibie) untuk memberhentikan Letjend Prabowo Subianto dari dinas aktif militer yang di umumkan pada tanggal 24 Agustus 1998.

Kepres Pensiun Prabowo (Klik untuk memperbesar)

Perlu diketahui, bahwa publik tidak punya akses terhadap dokumen keputusan DKP ini, karena sidang DKP dilakukan secara tertutup, namun pada tanggal 20 November 1998 Presiden BJ. Habibie menandatangani Surat Pensiun untuk Prabowo. Jadi dari proses ini pemberhentian Prabowo ini adalah pemberhentian dengan hormat/ pensiun. Mengapa demikian? Karena Jika Seorang Prajurit TNI diberhentikan tidak dengan hormat maka otomatis dia akan kehilangan hak pensiunnya. Seperti dinyatakan dalamPeraturan Menteri Pertahanan no. 32 tahun 2013 pasal 28 berbunyi “Hak yang diperoleh Prajurit TNI yang Diberhentikan Tidak Dengan Hormat tidak diberikan rawatan purnadinas kecuali Santunan Nilai Tunai Asuransi dari PT. ASABRI dan pengembalian Tabungan Wajib Perumahan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku“. Rawatan Purnadinas di sini adalah salah satunya menyangkut pensiun.

Hak Prajurit yang Diberhentikan Dengan Hormat

Menurut UU no.34 tahun 2004 tentang TNI pasal 51 ayat (1) Prajurit yang diberhentikan dengan hormat memperoleh rawatan dan layanan purnadinas. dilanjutkan dengan ayat (2) Rawatan dan layanan purnadinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pensiun, tunjangan bersifat pensiun, tunjangan atau pesangon dan rawatan kesehatan.

Menurut PP no. 39 Tahun 2010 pasal 59 berbunyi “Prajurit yang diberhentikan dengan hormat dari Dinas Keprajuritan, berkewajiban: a. memelihara dan tidak menyalahgunakan perlengkapan perorangan yang diperolehnya“. Kemudian dilanjutkan dengan Pasal 61 ayat (1) Prajurit yang diberhentikan dengan hormat dari Dinas Keprajuritan, pada acara tertentu dapat menggunakan sebutan pangkatnya yang terakhir, mengenakan pakaian seragam TNI, dan mendapat perlakuan protokoler.

Fakta Prabowo Diberhentikan dengan Hormat/ Pensiun

Nah dari dua hal diatas, marilah kita simak bersama-sama fakta-fakta yang dapat kita temui yang mendukung bahwa Prabowo Subianto diberhentikan secara hormat oleh Presiden BJ Habibie, bukan dipecat tidak hormat.


1. MENGGUNAKAN PANGKAT TERAKHIR LETJEN (PURN)



Dalam berbagai kesempatan Nama LetJen TNI (pur) Prabowo Subianto, selalu dipergunakan. hal ini berarti bahwa Prabowo berhak menggunakan pangkat terakhirnya dengan tambahan purnawirawan yang dapat diartikan secara lengkap sebagai Purnawirawan (pensiunan) TNI berpangkat terakhir Letnan Jendral.



Khusus untuk Pernyataan Resmi Departemen Pertahanan, saya sertakan karena UU no. 34 tahun 2004 dan PP no. 39 tahun 2010, menyangkut pembentukan DKP (Dewan Kehormatan Perwira) tidak saya sertakan sebagai data, karena di sahkan mulai tahun 2004 dan 2010 (tidak berlaku surut), sehingga tidak elok kalau saya jadikan data. Walaupun berdasarkan Undang Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut bisa kita lihat kesimpulan berikut :



Dewan Kehormatan Perwira (DKP) akan dibentuk bila terdapat indikasi pelanggaran yang serius dan nyata yang dilakukan prajurit/perwira TNI (UU. no 34 tahun 2004 Pasal 1 ayat 29)
Sanksi pemberhentian dari dinas militer melalui sidang DKP dipastikan pemberhentian Tidak Dengan Hormat (UU. no 34 tahun 2004 Pasal 54 Ayat 1)
Wewenang pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat dari Dinas Keprajuritan terhadap Prajurit dengan pangkat Kolonel dan yang lebih tinggi berada pada Presiden. (PP 39 tahun 2010 pasal 55 ayat (1))

Letjen (Purn) H. Prabowo Subianto diberhentikan dengan hormat/Pensiun oleh Presiden BJ Habibie dengan SK Pensiun yang dikeluarkan tanggal 20 November 1998 dan Surat Pernyataan Resmi dari Departemen Pertahanan RI. (aw)

Sumber :
Kutipan Pernyataan Resmi Departemen Pertahanan
Wikipedia
Tempo

Jumat, 06 Juni 2014

GAWAT BAHH.. PRABOWO - HATTA AKAN BERI HAK POLWAN BERJILBAB

Ternyata asumsi Prabowo anti terhadap masalah Hak Asasi Manusia (HAM) terjawab sudah. Dalam komitmen yang bisa ditelusuri Timses menyatakan bahwa Negara tidak boleh menghalangi hak polisi wanita (polwan) untuk berjilbab. Setiap muslimah punya hak untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya tak terkecuali bagi seorang polisi.

Hal itu dikemukakan Anggota Dewan Pakar Timses Prabowo-Hatta Hidayat Nur Wahid. Ia mengatakan jika capres-cawapres yang diusung Koalisi Merah Putih itu terpilih, dia yakin hak itu akan diberikan kepada polwan.

Sebab, negara harus menjamin kebebasan warganya dalam menjalankan keyakinan masing-masing sesuai agama yang dipeluk.

“(Berjilbab) Itu hak asasi. Polwan harus diberikan haknya untuk menjalankan keyakinan mereka,” kata dia kepada Republika, Kamis (5/6).

Menurutnya, hak berjilbab juga harus diterapkan di semua instansi pemerintahan. Baik TNI, Polri, PNS atau yang lain. Sebab, kata dia, berjilbab tidak akan pernah mengganggu profesionalitas perempuan dalam bekerja.

Justru mereka akan merasa semakin nyaman dan tenang saat menjalani pekerjaan karena telah memenuhi kewajibannya.

“Jadi tidak hanya untuk polisi. Kita akan terus mendorongnya karena itu bagian dari hak asasi,” ujarnya. (ROL)

BLACK CAMPAIGN: PRABOWO 'BUDAK' AMERIKA, PADAHAL SAMPAI SEKARANG GAK BISA DAPAT VISA DARI AS

Beredarnya video adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikoesumo saat di Amerika, kemudian diartikan Prabowo pro Amerika, menurut saya tindakan orang panik yang sudah tidak punya bahan untuk kampanye hitam untuk menjelekkan Prabowo. Hal yang sepele saja kalau Prabowo Pro Amerika, kenapa sampai hari ini dia tidak bisa masuk amerika atau tidak diberi visa oleg amerika?

Hal kedua, silakan cari di google atau berita dimana pun, pernahkah Prabowo bertemu Dubes atau petinggi Amerika?, Lalu bandingkan dengan Jokowi seberapa sering dia bertemu dengan Dubes Amerika.?. Mengapa jadi sekarang kok dibalik-balik. Bagaimana hubungan James Riyadi , orang yang disebut-sebut sebagai bandar Jokowi dengan Bill Clinton? Siapa orang Indonesia yang ikut mendanai Bill Clinton?

Kemudian dalam hubungan keluarga, Hasjim itu pengusaha. Kalau Prabowo itu jadi pengusaha setelah pensiun, sedangkan Hashim sejak tahun 1980-an sudah jadi pengusaha.

Kebetulan usaha Hashim itu berangkat atau basisnya pada perdagangan internasional imbal dagang barang. Apakah bisa Hashim yang hanya pidato di luar negeri kemudian disamakan dengan sikap Prabowo.?. Lantas Apakah Probosoetedjo sama dengan Pak Harto, Rachmawati atau Guruh sama dengan Megawati?. Kita ambil contoh Rachmawati sekarang dukung Prabowo, apakah bisa dikatakan Megawati juga dukung Prabowo? Apakah Gus Solah sama dengan Gus Dur?

Marilah kita berfikir jernih, jangan dibodohi antek-antek asing dan para agen Neolib dengan membolak-balikkan fakta dengan memutar video-video yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Prabowo.

Saya akan menggunakan logika akal sehat saja. Perusaahan Amerika (Yahudi) Rotschild pernah mengajak Hasjim untuk mengambilalih perusahaan Bakrie, dalam sengketa Roscgild dengan Bakrie .Nah atas upaya keras Bakrie melawan Roscild, akhirya Roschild (yang memang tidak jadi kerjasama dengan Hasjim) tidak berhasil mengambil alih perusahaan Bakrie.

Hingga hari ini Rotschlid jadi musuh bebuyutan Ical dan keluarganya. Dulu waktu Prabowo belum koalisi dengan ARB (Ical), Hasjim juga diserang soal berita-berita bahwa dia sebetulnya Yahudi, karena pernah ada berita bahwa Hasjim kerjasama dengan Roschlid. Nah sekarang setelah Ical yang jadi musuh bebuyutan pengusaha Yahudi ke Prabowo. Trus Kesimpulannya bagaimana?

Kalau kita mau jujur yang dulu nyerang Prabowo karena Hashim pernah berhubungan dengan Roschild harusnya, ya ngomong kayak gini nih ..”Prabowo melawan Yahudi” kan ada Ical yang menjadi musuh Rotschlid. Nah sekarang faktanya malah dibalik-balik. Dicari lagi video-video lama.

Kalau Prabowo sampai SMA di Amerika , berarati Pro Amerika , tentu ini juga pembodohan yang luar biasa. Lalu apa bedanya Jokowi yg menyekolahkan anak-anaknya dari SMP sampai Kuliah di luar negeri.? Kemudian baca status saya sebelumnya, bagaimana Prabowo menolak mentah-mentah IMF, bahkan dia yg hanya menantu Pak Harto sampai pergi ke Timur Tengah untuk mencari dana pengganti yg akan dipinjamnkan IMF.

Sayangnya Pak Harto tidak berdaya melawan IMF, hingga hancur ekonomi kita sampai saat ini. Dan ujungnya Pak Harto malah menuduh mantunya itu sebagai “pemberontak” karena tidak pro Amerika. Pak Harto bukan saja yang menelpon Habibie supaya memecat Prabowo, tapi Pak Harto juga yang menghendaki Prabowo tidak jadi menantunya.

Mengapa Prabowo hingga kini harus berdarah-darah (rugi gak karu-karuan) untuk tetap mempertahankan PT Kiani Kertas (PT Kertas Nusantara), karena dari jaman Pak Harto lokasi yang sekarang jadi perusahaan kertas dan Pulp Prabowo itu (bereau -Kalimantan Timur) itu sudah lama di incar Amerika untuk dijadikan pangkalan perang Amerika.

Bahkan salah satu penyebab jatuhnya Pak Harto, juga karena tidak memberikan tempat itu ke Amerika. Ada tiga lokasi yang dibidik Amerika, yaitu Bereau (yang sekarang jadi tempat usaha Prabowo itu), Papua, dan di Kepulauan Riau .

Bagaimana Prabowo yang kehilangan segala-galanya karena melawan Amerika, kok bisa dikatakan Pro Amerika. ayolah kita befikir cerdas. Oh ya tambahan informasi, tanyalah Pada Jenderal yang sekarang berdiri di belakang Jokowi siapa yang punya rumah di Amerika?.

Siapa ysng belum lama ini bolak-balik ke Amerika rapat dengan Freeport supaya dapat saham Freport saat Freport memperpanjang kontraknya nanti?.

Sebagai tambahan, pernah suatu malam dalam diskusi panjang saya dengan Prabowo di rumahnya , dia mengatakan mengapa Amerika memusuhinya , dia mengatakan, “karena saya terlalu banyak tahu”. Marilah Kita Cerdas Memilih Pemimpin. Jadi Pemimpin seperti apa yang mau anda pilih?

Nanik S Deyang (Jurnalis) Di http://www.mediaprabowo.com/marilah-kita-cerdas-memilih-pemimpin/

NASIB PSK DOLLY, MENUNGGU TANGAN AJAIB 'KEMENANGAN' JOKOWI-JK

Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Dolly-Jarak kembali mengeluarkan sejumlah tuntutan kepada Pemerintah.

Diantaranya menolak penutupan dan membatalkan rencana penutupan lokalisasi Dolly-Jarak. Disamping itu, FPL juga menolak diskriminasi, intimidasi yang ditujukan ke lokalisasi.

Selanjutnya FPL meminta penghentian sweeping, pemasangan CCTV, dan Razia yang dilakukan Satpol PP dan aparat kepolisian serta TNI.

"Penghuni dan Pekerja lokalisasi Dolly-Jarak seperti dimatikan dengan kegiatan2 oleh aparat keamanan tersebut," kata Slamet, penguru Humas FPL Dolly-Jarak, Kamis (5/6/2013).

FPL, dikatakan Slamet, meminta adanya pengusutan dugaan pemalsuan identitas peserta kursus ketrampilan.

Karena ternyata peserta kursus ketrampilan bukanlah pekerja lokalisasi Dolly-Jarak.

Dugaan penyalahgunaan anggaran pelatihan yang tidak tepat sasaran.
PSK Dolly Minta Lokalisasi Dilegalkan


Kemudian FPL menurut Slamet meminta pemerintah membuat payung hukum untuk melindungi wilayah lokalisasi sehingga mendapatkan kepastian hukum dan terpenuhinya hak-hak sebagaimana tercantum dalam konstitusi negara.

"Dengan demikian, penghuni dan pekerja lokalisasi tidak selalu dihantui kekhawatiran kena penertiban. Mudah-mudahan Pemerintah memenuhi keinginan kami," tutur Slamet.


Sumber: Tribune

Nasib lokalisasi PSK Dolly memang tinggal menunggu waktu, apalagi pemkot Surabaya bersama pemprov Jatim sudah kekeh akan melakukan penutupan.

Tapi sabar aja selama masih ada PDIP dan koalisinya serta kader-kader militannya seperti wakil walikota SUrabaya yang juga ketua PDIP Surabaya, masa depan pelacuran dan tempat maksiat sejenis masih ada harapan. Makanya berjuanglah jangan Prabowo-Hatta dan koalisi Islamnya menang.

Selasa, 03 Juni 2014

GAWAT, IQ PRABOWO 152

Calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto memiliki IQ (intelligence questions) 152. Demikian hasil tes psikologi Prabowo saat tes kesehatan calon presiden beberapa waktu lalu.

"Satu saya dengar, yang belum didengar umum, karena pemimpin mendatang meringkankan beban kita. Dan berita gembira bagi kita, hasil tes psikologi capres, bahwa IQ Pak Prabowo, dalam tes itu 152," ungkap Wasekjen PKS Fahri Hamzah saat menghadiri peresmian tim kampanye Prabowo-Hatta di Kalimantan Tengah, Senin (2/6/2014).

Dia membandingkan IQ rata-rata orang di dunia. Menurutnya, rata-rata IQ dunia, 91 sampai 111. "Sudah dianggap luar biasa 120 sampai 130, bayangkan kalau 152, itu kategori pemimpin jenius," ujarnya.

"Bapak-bapak, saudara-saudara sekalian, hanya pemimpin cerdas, jenius, yang mampu memikul beban rakyat, pemimpin tidak cerdas, apa lagi tidak memadai, hanya jadi beban pikiran rakyat. Anda mau pemimpin beban pikiran, atau memikul beban kita," tukasnya.[yeh]

Minggu, 01 Juni 2014

Jokowi Curi Start Kampanye pilih nomor 2 Saat Pidato di KPU, Kubu Prabowo Lapor Bawaslu, Bawaslu nilai pelanggaran

Kubu calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, menilai Joko Widodo alias Jokowi telah melakukan curi start kampanye. Tudingan itu menanggapi seruan Jokowi yang mengajak rakyat memilih nomor urut 2 di Pilpres nanti.

Direktur Hukum dan Advokasi Tim Sukses Prabowo-Hatta, Ahmad Yani, akan melaporkan kejadian ini ke Bawaslu. Jokowi mendahului jadwal kampanye yang ditetapkan KPU.

"Terjadi pelanggaran serius, hari ini capres nomor dua sudah berkampanye dalam pidatonya. Kita ingin segera melapor dan di depan Bawaslu baru beberapa menit, Ketua KPU mengatakan tidak boleh menggunakan tenggang waktu sampai kampanye itu," kata Yani kepada wartawan di KPU, Jakarta, Minggu (1/6).

Yani menjelaskan, sesuai jadwal KPU, capres dan cawapres baru boleh berkampanye pada tanggal 4 Juni hingga 5 Juli 2014.

"Tadi jelas, Pak Jokowi sudah mulai mencuri start. Sudah melakukan pelanggaran terhadap aturan yang disepakati yaitu mendahului jadwal kampanye dengan mengajak untuk memilih nomor dua," jelas Yani.

Apa yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya termasuk kategori kampanye karena bersifat mengajak untuk memilih nomor dua. Yani mendesak Bawaslu untuk segera mengambil sikap atas pelanggaran kampanye yang dilakukan Jokowi.

"Kita tinggal menunggu langkah-langkah yang akan diambil Bawaslu. Bawaslu harus menindaklanjuti, harus diberikan punishment. Kalau tidak, buat apa kita buat aturan," tegasnya.

*http://www.merdeka.com/politik/kubu-prabowo-hatta-jokowi-curi-start-kampanye-pelanggaran.html


Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nelson Simanjuntak angkat bicara terkait pidato capres Jokowi usai pengambilan nomor urut di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Apa yang disampaikan Jokowi saat pidato dan mengajak untuk memilih nomor dua masuk dalam kategori pelanggaran kampanye. Sebab, jadwal kampanye baru dimulai dari tanggal 4 Juni hingga 5 Juli nanti.

"Bisa juga kampanye, karena ajakan," kata Nelson kepada wartawan di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (1/6).

Nelson menegaskan, pihaknya akan merapatkan masalah ajakan Jokowi yang masuk kategori ajakan itu di internal Bawaslu.

"Kita akan lihat ini, apakah melampaui rambu-rambu. Ini akan saya bicarakan, ini memenuhi satu unsur kampanye, ajakan," jelas Nelson.

Diketahui sebelumnya, pasangan capres Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat nomor urut dua dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Jokowi memaknai angka dua sebagai keseimbangan.

Di akhir pidato singkatnya, tiba-tiba Jokowi menyampaikan ajakan pada rakyat untuk memilih mereka. Padahal, ajakan memilih atau yang sejenisnya hanya boleh diserukan saat masa kampanye.

"Untuk menuju Indonesia yang harmoni dan seimbang, pilihlah nomor dua," kata Jokowi.

*http://www.merdeka.com/politik/jokowi-serukan-pilih-nomor-2-bawaslu-nilai-pelanggaran.html


SUMBER: PIYUNGAN

INILAH VIDEO PIDATO PRABOWO - JOKOWI 3 MENIT DI KPU | NYATA BEDANYA

Hari ini, Minggu (1/6/2014) pukul 14.00 WIB, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menggelar pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden peserta Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat nomor urut satu, sedangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat nomor urut dua.

Usai pengundian nomor urut, KPU memberi waktu 3 menit untuk masing-masing pasangan capres-cawapres untuk memberikan sambutan/pidato singkat.

Inilah video pidato masing-masing capres:
(link: http://www.youtube.com/watch?v=TuKtjMzudFw)


Bagaimana kesan dan penilaian anda setelah menyaksikan Pidato kedua capres?

Salah seorang yang menyaksikan secara live di tv memberi penilaian via akun twiternya, @suryadelalu, berikut kesan dan tanggapannya :

Pidato pertama bagi capres itu penting. Memberi kesan yg lekat, seperti apa gambaran sang calon pemimpin..

Prabowo menyapa org2 di ruang KPU, salam bagi muslim, kristiani, hindu, budha, & salam sejahtera bagi semua. Simbol itikad bagi keragaman..

Seorang pendeta dari Bali mengaku pas menyetel TV saat Prabowo menyapa Om Swastiyastu. Nah saat Jokowi pidato, sudah siap2 menjawab, malah tak ada..

Pidato 3 menit itu digunakan Jokowi utk ucapkan syukur & bersalawat atas nabi, keluarga, para sahabat dan mukminin-mukminat..

Tentu, salawat & doa itu bagus. Tapi ada warga bangsa yg tak merasa disapa. Apalagi bila salawat diucapkan dlm aksen yg terkesan dipaksakan.

Pidato pertama Prabowo dimulai dg menyapa rakyat dari beragam keyakinan. Pidato Jokowi, berusaha menunjukkan bhw dia muslim. Beda!

Lebih lanjut Prabowo ungkapkan perihal keikutsertaannya berkompetisi menuju RI 1. Namun menegaskan bhw akan hormati apapun keputusan rakyat.

Pidato pertama Prabowo sbg capres, akan berkompetisi & hormati keputusan rakyat. Pidato pertama Jokowi, tentang nomor urut 2.. Beda!

Penting bg Capres utk jaga proses demokrasi berlangsung dlm harmoni. Tanpa hrs jelaskan hubungannya dg nomor urut. Siap menang siap kalah.

Adapun halnya Jokowi, mungkin ada yg membisiki agar memanfaatkan momentum utk kampanye. Hingga di akhir pidato terucapkan "Pilih no 2!".

Kata2 berbau kampanye dlm momen seperti tadi malah terkesan kurang simpatik..

Gesture jg penting saat kata demi kata terucapkan. Capres hanya perlu ekspresikan apa yg dirasa. Hanya dg itu dia bisa tampil ok..

Sabtu, 31 Mei 2014

PRABOWO, JENDERAL YANG TERBUANG

Jum’at 14 Maret 2014, Kompas TV menayangkan Prabowo Subianto dalam acara Aiman Dan Prabowo. Prabowo adalah salah satu nama yang maju dalam pemilihan presiden Republik Indonesia. Karena posisi presiden di RI, sesungguhnya lebih berkuasa daripada presiden Amerika Serikat maupun Rusia, presiden RI haruslah yang terbaik dari yang ikut bertarung. Tulisan ini bukan sebagai kampanye, karena saya bukan kader Partai Gerindra, namun hanya untuk mengulas mengenai sosok Prabowo Subianto yang kontroversial dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan informasi yang lengkap dan berimbang tentang calon pemimpin yang akan dipilihnya termasuk Prabowo. Mengingat begitu krontroversial dan banyaknya disinformasi mengenai tokoh yang satu ini.

Prabowo lahir di Jakarta 17 Oktober 1951. Beliau adalah mantan Danjen Kopasus (Komandan Jenderal Komando Pasukan Kuhusus), pengusaha sukses, politisi, dan calon presiden 2014. Prabowo adalah putra dari begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo. Beliau juga cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo yang merupakan anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan juga merupakan pendiri Bank Nasional Indonesia (BNI). Dari silsilahnya tampak bahwa Prabowo memiliki “darah biru” elit pemimpin Indonesia. Bahkan jauh sebelum republik ini lahir.

Prabowo menikahi Titiek, putri Presiden Soeharto. Saat ini, Titiek sendiri menjadi calon anggota legislatif dari Partai Golongan Karya (Golkar). Keputusan yang tampak prospektif saat itu namun menjadi blunder dalam hidupnya dikemudian hari. Dengan latar belakang keluarga intelektual, Prabowo mewarisi kecerdasan ayahnya. Beliau dikenal sangat cerdas di sekolah maupun di AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Meski beliau adalah alumnus AKABRI (1974), namun tidak banyak yang tahu bahwa setelah lulus SMA, Prabowo juga diterima di American School In London, Britania Raya.

Karirnya dibidang militer terbilang sangat cemerlang dan membanggakan. Karir militer Prabowo termasuk yang tercepat dalam sejarah ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Prabowo bahkan sempat disebut sebagai “The Brightest Star”. Dialah jenderal termuda yang meraih 3 bintang pada usia 46 tahun.

Sebagai sesama orang militer, Prabowo bisa dianggap sebagai “antitesa” dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mungkin karena karir beliau yang banyak diisi dengan penugasan di satuan tempur. Meski sama-sama merupakan “The Rising Star” di tubuh ABRI saat itu, SBY lebih dikenal sebagai perwira intelektualnya ABRI. Berbeda dengan SBY yang cenderung analitis dan berhati-hati dalam mengambil keputusan, sebagai perwira lapangan Prabowo cenderung cepat, take action. Saat keputusan sudah dibuat Prabowo akan menjalankannya dengan penuh “determinasi”. Beliau siap menanggung segala konsekuensinya.

Salah satu contohnya adalah perihal peristiwa penculikan aktivis yang telah mencoreng nama baik dan menjadi penyebab kehancuran karir militernya. DKP (Dewan Kehormatan Perwira) yang menyelidiki kasus ini tidak pernah mngungkapkan hasil pemeriksaannya kepada publik. Tidak juga kepada Prabowo yang notabene menjadi tertuduhnya. Tampaknya Wiranto sengaja mengambil manfaat agar prasangka publik menghukum Prabowo lebih berat daripada “dosanya”. Meski Prabowo berikeras mengatakan tak pernah perintahkan penculikan. Namun beliau mengambil alih tanggung jawab anak buahnya. “Saya ambil alih tanggung jawabnya.” Begitu kata beliau saat itu. Sikap yang harus dibayar mahal dengan hancurnya karir militer yang gilang gemilang, namun juga menunjukkan kualitas kepemimpinan Prabowo. Jika Prabowo benar bersalah, mengapa justru korban-korban penculikan seperti Pius L Lanang dan Desmond J Mahesa justru menjadi pengurus Partai Gerindra?

Meski begitu, kualitas kepemimpinan Prabowo justru sudah teruji di saat-saat paling kritis yang pernah dialami negeri ini. Bagi mereka yang lelah dengan kepemimpinan yang lemah, lama mengambil keputusan, selalu terkesan ragu-ragu tampaknya Prabowo adalah jawabannya. Bagi mereka yang muak dengan pemimpin yang sibuk selamatkan diri sendiri saat ada masalah maka Prabowo adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Dibanding memilih mengorbankan anak buahnya, Prabowo memilih untuk ambil alih tanggung jawab dan menanggung sendiri resikonya. Seorang kapten kapal yang baik bukanlah yang pertama selamatkan diri saat kapal tenggelam, tetapi justru yang terakhir. Seperti terlihat dalam film Titanic, ketika kapal sudah mulai tenggelam, kapten kapal memastikan semua penumpang selamat, dan akhirnya dirinya sendiri gagal selamat. Sayang, karir militer Prabowo yang gilang gemilang itu berakhir dengan cara yang kurang mengenakkan. Bahkan bisa dikatakan memilukan.





Prabowo bisa dikatakan pihak yang dikalahkan dalam proses perebutan kekuasaan dan pengaruh di tubuh militer pada masa-masa kritis tahun 1998. Berbicara tentang Prabowo kita tidak bisa lepas dari peristiwa kelam Mei 1998 yang mencoreng nama bangsa Indonesia selamanya. Sebagai pihak yang kalah Prabowo menjadi “kambing hitam” dari semua kejadian tersebut. Seperti kata pepatah, tinta sejarah adalah milik pemenang. Ini tentu saja berpotensi menjadi pengganjal pencapresannya. Stigma sebagai “penjahat kemanusiaan” pasti akan dimanfaatkan sebagai senjata lawan-lawan politiknya untuk menjatuhkan Prabowo. Jika memang benar Prabowo adalah tokoh yang bertanggung jawab terhadap peristiwa itu maka dia sudah menerima segala hukumannya. Bayangkanlah perasaan Prabowo yang karir gemilangnya di dunia militer yang begitu dicintainya itu harus berhenti dengan sejuta rasa malu dan aib. Lalu bagaimana jika semua itu tidak benar? Layakkah Prabowo tersandera oleh prasangka tanpa bukti? Lantas layak pulakah bangsa Indonesia kehilangan kesempatan untuk dipimpin oleh putra terbaiknya?

Jauh sebelum peristiwa Mei 98 proses penghancuran nama baik Prabowo sudah terjadi. Semua berawal dari rivalitas antara Prabowo dan Wiranto. Ketidak harmonisan Prabowo dan Wiranto memang sudah berlangsung sejak lama. Mungkin karena latar belakang keduanya yang jauh berbeda. Prabowo yang kosmopolitan cenderung memiliki pola pikir yang terbuka. Sementara Wiranto dengan latar belakang Jawa yang sangat kental lebih tertutup. Namun Prabowo yang terbiasa dengan persaingan terbuka sejak kanak-kanak menganggap rivalitas semacam itu sebagai hal biasa dan tidak dijadikan personal. Berbeda dengan Wiranto yang berlatar belakang sangat “Jawa Tradisional” itu, dia lebih mirip dengan Soeharto dalam menyikapi suatu rivalitas. Lihat saja nasib yang menimpa pesaing-pesaing Soeharto yang mengganggu karir militer atau politiknya di masa lalu. Jika tidak mati, membusuk di penjara. Salah satu contohnya adalah kawan saja, Fadjroel Rachman, yang sempat mendekam di Nusa Kambangan dan kehilangan teman-temannya. Fadjroel sendiri akhirnya bebas ketika Habibie menjadi presiden.

Indikasi ketidaksukaan Wiranto terlihat dengan absennya beliau sebagai Pangab (Panglima ABRI) dalam acara serah terima Pangkostrad Letjen Soegiono kepada Prabowo. Begitu juga saat pemberhentian secara hormat Prabowo sebagai perwira militer. Beliau mencopot tanda-tanda pangkat Prabowo dengan satu tangan saja. Proses berakhir secara paksanya karir militer Prabowo memang tidak bisa dilepaskan dari rivalitas perwira muda dan perwira tua. Prabowo sebagai gambaran perwira muda tentu saja menjadi sasaran tembak utama saat itu. Posisi Prabowo saat itu benar-benar terjepit. Di satu sisi dia adalah menantu penguasa yang sedang menjadi sasaran sentimen negatif rakyat. Di sisi lain akibat manuver Wiranto dkk, Soeharto yang masih punya pengaruh justru membencinya sampai ke ubun-ubun. Sampai-sampai kepada penggantinya Habibie, beliau menyampaikan pesan khusus untuk “mengamankan” Prabowo. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Semua tidak terlepas dari peristiwa Mei yang mengerikan itu. Peristiwa yang hingga kini masih menghantui republik ini.

Ada 3 tuduhan utama yang diarahkan kepada Prabowo, yaitu: Penculikan akitivis, penembakan mahasiswa Trisakti, dan dalang kerusuhan Mei 1998. Tidak satupun tuduhan tersebut yang terbukti. Seandainya Prabowo bersalah bukankah Pangab saat itu Wiranto? Bukankah sebagai panglima beliau yang seharusnya paling bertanggung jawab? Mengapa hingga saat ini Prabowo tidak pernah diberitahu tentang hasil penyelidikan DKP sehingga tidak bisa membela diri? Mengenai penembakan mahasiswa Trisakti, Wiranto juga terkesan sengaja ‘buying time’ dengan tidak mengusut kasus ini secara cepat. Akibatnya tuduhan kembali ke Prabowo, yang jadi bulan-bulanan opini publik, dicurigai sebagai orang dibalik penembakan itu. Meski banyak sekali keanehan terhadap tuduhan ini namun fitnah sudah mencapai sasaran. Dan sekali lagi Prabowo terlanjur menjadi pesakitannya. Tuduhan mengarahkan Prabowo di balik penembakan, dengan konspirasi anggota kopasus memakai seragam Polri sebagai pelaku penembakan snipper. Teori konspirasi ini tidak pernah terbukti, karena peluru snipper diatas 7 mm dan proyektil peluru tertanam di korban kaliber 5,56 mm. Sementara korban dipilih secara acak. Kalau snipper akan memilih misalnya pemimpin demo atau target pilihan. Lima hari setelah insiden Trisakti, Prabowo datang ke rumah Herry Hartanto. Di bawah Alquran dia bersumpah. Di depan Syaharir Mulyo Utomo orang tua korban, “Demi Allah saya tidak pernah memerintahkan pembantaian mahasiswa.”

Perihal keterlibatan Prabowo atas penembakan mahasiswa Trisakti, tanggal 14 Mei terjadi pertemuan di Makostrad (Markas Komanda Staf Angkatan Darat) atas inisiatif Setiawan Djodi. Pertemuan antara Prabowo dan tokoh masyarakat, antara lain: Adnan Buyung Nasution, Setiawan Djodi, Fahmi Idris, Bambang Widjoyanto. Dalam pertemuan itu Prabowo ditanya tentang keterlibatannya. Prabowo menjawab, “Demi Allah saya tidak terlibat, saya di set-up.” Menurut Buyung terlihat jujur. Peristiwa selanjutnya semakin memperkuat ketidak terlibatan Prabowo atas peristiwa penembakan mahasiswa tersebut. Puspom ABRI Sjamsu Djalal menghadapi kesulitan memaksa Kapolri Dibyo Widodo untuk menyerahkan anggotanya yang dicurigai terlibat. Disinilah peran Wiranto terlihat.

17 hari setelah insiden itu berlalu baru Wiranto memanggil Dibyo untuk memerintahkan untuk menyerahkan anggota. Itupun anggota diserahkan ke Polda bukan ke POM ABRI. Padahal Polri saat itu masih menjadi bagian ABRI dan Pangabnya adalah Wiranto. Sementara senjata sebagai barang bukti baru diserahkan tanggal 19 Juni 98. Hampir satu bulan sejak peristiwa terjadi. Kelak tahun 2000, uji balistik di Belfast, Irlandia membuktikan bahwa peluru berasal dari anggota Polri unit gegana. Siapa sesungguhnya dibalik pristiwa itu? Siapa yang beri perintah? Jelas bukan Prabowo yang sebagai Pangkostrad tidak punya jalur komando ke Polri. Dalam militer, garis komando benar-benar diterapkan. Bagaimana dengan tuduhan Prabowo sebagai otak dibalik kerusuhan Mei 98? Benarkah dia yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut? Atau kembali lagi beliau dikorbankan akibat proses perebutan kekuasaan terselubung diantara para elit militer saat itu? Apakah benar kerusuhan tersebut terjadi karena spontanitas atau ‘crime by omission’ (kejahatan karena pembiaran) atau bahkan ‘terror by design’ (teror yang didesain)?

Mari kita kembali ke zaman yang tidak mengenakkan itu. Kadang untuk mencari kebenaran sejarah kita butuh “mesin waktu”. Tampaknya kita harus memanggil Doraemon ke sini sekarang. Kita juga membutuhkan testimoni para pelakunya yang saat ini masih hidup bahkan sedang berkuasa. Sedikit dari kita yang mengetahui apa peran SBY dalam proses pergantian kekuasaan saat itu. Padahal beliau juga cukup berperan. Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa penembakan mahasiswa Trisakti mengakibatkan terjadinya kerusuhan besar-besaran. Benarkahkah demikian? Bukti-bukti menunjukkan bahwa kerusuhan Mei 98 itu bukanlah spontanitas kemarahan warga akibat peristiwa Trisakti. Adakah rekayasa pihak tertentu atau setidaknya pembiaran sehingga peristiwa itu bisa terjadi? Mari kita lihat secara jernih bukti-bukti yang ada.

Satu peristiwa yang bisa dijadikan kunci keterlibatan Wiranto pada peristiwa tersebut adalah kepergiannya ke Malang saat ibukota sedang genting-gentingnya. Sebab Wiranto sudah tahu akan ada kerusuhan di ibukota, tetapi tetap bersikukuh untuk pergi ke Malang. Acara di Malang adalah serah terima PPRC dari Divisi I ke Divisi II. Wiranto menjadi Inspektur upacara (irup) nya. Sebenarnya itu adalah acara rutin yang bisa diwakilkan. Bayangkan, untuk serah terima Pangkostrad saja dia bisa berhalangan hadir. Bagaimana mungkin dalam kondisi ibukota yang genting dia sebagai pemegang kunci komando lebih memilih jadi irup acara seremonial seperti itu? Sangat tidak bisa diterima akal sehat. Apalagi mengingat tanggal 13 Mei malam Wiranto memimpin rapat Garnisun Jakarta untuk menanyakan situasi terakhir. Lebih mencurigakan lagi bahwa Kasum TNI Fahariur Razi saat itu sudah ditunjuk Pangkostrad Prabowo menjadi irup di Malang. Tetapi sekonyong-konyong diambil alih oleh Wiranto. Suatu kebetulan atau kesengajaan? Mungkinkah Wiranto sebagai Pangab tidak tahu menahu kondisi Jakarta? Dalam kondisi ibukota terjadi kerusuhan Wiranto malah pergi ke Malang dengan mengajak komandan-komandan seperti Danjen kopasus, komandan Marinir, dll. Lebih mencurigakan lagi sebenarnya Prabowo sudah brulang kali menghubungi Wiranto untuk membatalkan kepergiannya. Wiranto menjawab “Show must goon”. Ini mirip dengan Soeharto tahu akan gerakan 30 September namun sengaja tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya.

Sebelumnya, saat situasi makin mengarah rusuh 12 Mei 1998 Panglima TNI Wiranto tidak memerintahkan pasukan untuk berada di Jakarta. Atas permintaan Pangdam Jaya yang mendapat perintah dari Mabes ABRI, Pangkostrad Prabowo kemudian membantu pengamanan ibukota. Pangkostrad Prabowo kemudian membantu Pangdam Jaya dengan mendatangkan pasukan dari Karawang, Cilodong, Makasar, dan Malang untuk membantu Kodam. Tetapi sekali lagi Wiranto tidak mau memberi bantuan pesawat Hercules sehingga Prabowo mencarter sendiri pesawat Garuda dan Mandala. Seharusnya jika negara dalam keadaan genting seperti itu panglima wajib mengambil alih komando dan secara fisik wajib berada di lokasi. Tetapi yang terjadi justru tidak terlihat sedikitpun i’tikad baik Wiranto untuk mencegah terjadinya kekacauan yang menelan korban hingga ribuan orang tersebut. Anehnya justru belakangan kubu Wiranto yang melemparkan kesalahan kepada Prabowo yang dianggap mengakibatkan kerusuhan itu. Bukankah Wiranto sudah menggelar rapat Garnisun tanggal 13 Mei untuk menanyakan situasi terakhir? Apakah Zaki Anwar Makarim sebagai ketua Badan Intelijen ABRI tidak pernah mengingatkan Wiranto akan ada kerusuhan? Bukankah Prabowo sendiri sudah mengingatkan Wiranto akan terjadi kerusuhan dan mencegahnya pergi ke Malang? Mengapa Wiranto tidak bergeming? Lantas apa sebenarnya tujuan Wiranto membentuk Pam Swakarsa?

Pam Swakarsa ini rencananya akan dipakai sebagai perlawanan kalangan sipil terhadap demo yang semakin menjadi-jadi saat itu. Untuk Pam Swakarsa sendiri, memiliki produk “unggulan” yaitu Front Pembela Islam (FPI) yang kemudian direspon oleh hadirnya Jaringan Islam Liberal (JIL). Namun belakangan dicurigai bahwa justru Pam Swakarsa inilah salah satu penyulut kerusuhan Mei tersebut. Jauh sebelum peristiwa Mei terjadi, mantan Kakostrad Kivlan Zein bersaksi bahwa dialah yang diperintahkan Wiranto untuk membentuk Pam Swaraksa. Mengapa Wiranto menolak permohonan bantuan Hercules Prabowo sehingga dia harus mencarter sendiri pesawat Garuda dan Mandala? Mengapa saat Prabowo mengerahkan pasukan untuk berusaha menghentikan penjarahan “sistematis” toko-toko, justru Panglima TNI melalui Kasum Fahariur Razi malah melarang pengerahan pasukan untuk membantu Kodam Jaya? Mengapa panser-panser dan pasukan yang sudah siap saat itu tidak bisa bergerak karena menunggu perintah yang tidak kunjung datang? Keragu-raguankah atau kesengajaan? Yang jelas akibatnya ribuan nyawa melayang sia-sia, ratusan wanita diperkosa, aset-aset pribadi dibumi hanguskan.

Bukti lain semakin mengarah kepada Wiranto sebagai dalang sesungguhnya dari kerusuhan Mei 98 dari pengakuan mantan Ka Puspom ABRI Sjamsu Djalal. Melihat kondisi ibukota yang semakin tidak terkendali, beliau menyarankan untuk memberlakukan jam malam. Namun Wiranto tidak bergeming. Artinya ada lebih dari satu orang yang memberi peringatan kepada Wiranto saat itu. Jadi keputusannya berangkat ke Malang adalah bagian dari “rencana”. Makin terkuak disini bahwa Prabowo yang justru berupaya mengamankan situasi malah dijadikan kambing hitam sebagai pelaku kudeta.

Pertanyaan selanjutnya adalah, benarkah kerusuhan Mei itu murni spontanitas warga atau karena rekayasa dalam kaitan perebutan kekuasaan saat itu? Mengenai pembentukan Pam Swakarsa, Kivlan Zein sudah memberi testimoni bahwa itu adalah bentukan Wiranto. Dia yang ditugasi perintah pembentukan Pam Swakarsa diberikan oleh Wiranto. Dia panggil Kivlan Zein untuk meminta dana dari Setiawan Djodi. Pertemuan ini diatur oleh Jimmly Asshidiqie. Dalam pertemuan tersebut Wiranto mengatakan ini perintah Habibie. Jimmly akrab dengan Habibie dalam ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Kerusuhan yang terjadi karena spontanitas biasanya meluas dengan menjalar. Tidak serempak dimulai di seluruh penjuru kota dalam waktu yang bersamaan. Satu-satunya jawaban yang bisa diterima akal sehat adalah bahwa kerusuhan itu terjadi “by design”, dimulai berdasarkan komando pihak-pihak tertentu. Mengapa pada pagi hari tanggal 14 Mei ada pasukan dari Solo diterbangkan ke Jakarta dan mendarat di Halim? Disaat yang sama kerusuhan terjadi bersamaan antara Jakarta dan Solo. Semua terjadi pada pagi hari di waktu yang persis bersamaan. Tidak ada jeda. Seolah-olah mengisyaratkan bahwa kerusuhan di kedua kota ini sudah direncanakan matang sebelumnya dan dibawah komando yang sama. Disaat massa mulai menjarah di Jakarta disaat yang sama kejadian serupa terjadi di Solo. Modusnya sama persis. Jika kerusuhan itu spontanitas, mengapa dimulai secara serempak di berbagai penjuru Jakarta sekaligus Solo?

Di salah satu pertokoan, ada kesaksian seorang ibu yang mencari anaknya yang ikut masuk ke Jogja Plaza karena disuruh seseorang. Tetapi dilantai 2 ditampar dan disuruh keluar dan akhirnya keluar sebelum pintu ditutup dari luar. Kita tahu akhirnya Jogja Plaza dibakar. Mungkinkah mahasiswa atau penduduk urban sengaja memasukkan massa ke dalam gedung lalu membakarnya dari luar? Atau ada pihak tertentu yang sengaja memobilisasi massa supaya terjadi kondisi kekacauan yang memungkinkan pihak-pihak tertentu ambil peranan? Sebagaimana yang kita ketahui selanjutnya, kondisi kacau itu sendiri akhirnya mempercepat proses jatuhnya Soeharto dari tampuk kekuasaan. Lalu siapakah yang diuntungkan dari jatuhnya Soeharto? Adakah Wiranto dkk atau Prabowo? Yang jelas sesaat setelah lengsernya Soeharto, Wiranto sebagai Pangab dengan mudahnya menghancurkan karir militer Prabowo.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada aktivis mahasiswa 98, disini disampaikan bahwa sesungguhanya kejatuhan Soeharto bukan karena demo. Tetapi lebih karena pengkhianatan para elit, baik sipil maupun militer yang mana mereka sesungguhnya bagian dari kroni Soeharto sendiri. Peristiwa jatuhanya Soeharto dari kekuasaanya itu sendiri lebih tepat dikatakan hasil dari sebuah kudeta halus (soft coup) yang memanfaatkan demonstrasi mahasiswa yang merebak dimana-mana sebagai “pemicu”nya.

Rupanya dalam suasana genting jatuhanya kekuasaan Soeharto itu diwarnai pula oleh rivalitas yang muncul ke permukaan diantara para perwira ABRI. Akibat lemahanya kepemimpinan Wiranto sebagai Pangab ditambah suasana yang tidak menentu. Masing-masing perwira berusaha mencari manfaat atas situasi tersebut. Para perwira berusaha “berinvestasi” pada masa depan masing-masing, setidaknya mengamankan posisi mereka masing-masing. Pada saat itu terlihat jelas di tubuh ABRI sendiri tidak solid dibawah satu komando. Masing-masing punya agenda sendiri-sendiri dan saling curiga satu sama lain.

Salah satu contohnya adalah adanya siaran pers dari puspen (pusat penerangan) ABRI menjelang berakhirnya kekuasaan Soeharto. Siaran pers yang walau dibantah langsung oleh Wiranto namun turut mempercepat proses lengsernya Soeharto. Salah satu isi dari rilis tersebut adalah dukungan terhadap sikap PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang mendukung Presiden Soeharto lengser. Sebenarnya itu bukan merupakan rilis resmi ABRI karena tidak memakai kop surat dan tidak ditanda tangani. Menurut Makodongan, siaran pers dukungan terhadap sikap PBNU itu dibuat oleh Mardianto dan Kasospol saat itu, SBY. Meski tengah malam itu juga Wiranto membangunkan seluruh perwira untuk menarik rilis itu dari seluruh media massa agar tidak diterbitkan. Namun sudah terlanjur beredar dan Soeharto yang tahu tentang ini semakin kehilangan perspektif terhadap kondisi lapangan, terutama mengenai dukungan ABRI. Kejadian ini semakin memperburuk hubungan Prabowo dan Wiranto karena dia menganggap Prabowo-lah yang mengadukan ini ke Presiden.

Tanggal 18 Mei Harmoko yang selalu menjilat Soeharto akhirnya menjadi “Brutus” dengan meminta beliau secara arif dan bijaksana untuk mundur. Sikap Harmoko ini cukup mengejutkan mengingat keberadaannya sebagai Ketua DPR/MPR adalah semata-mata untuk mengamankan kekuasaan Soeharto. Sebelumnya dia selalu langganan dipilih sebagai menteri oleh Soeharto. Bisa dikatakan dia memperoleh segala-galanya karena Soeharto. Namun karena desakan mahasiswa dan tokoh masyarakat akhirnya dia memilih untuk menyelamatkan diri sendiri. Namun begitu pernyataan pemimpin DPR/MPR itu, disambut gegap gempita oleh mahasiswa yang menduduki gedung DPR dan masyarakat seluruh Indonesia. Tetapi kegembiraan itu tidak berlangsung lama karena sekitar pukul 23:00 WIB Wiranto menyampaikan bahwa ABRI menolak pernyataan Harmoko itu.

Melihat situasi yang semakin tidak menguntungkan kekuasaannya sebenarnya Soeharto sudah berniat mundur dari jabatannya. Namun dia ingin memastikan pasca mundurnya dia sebagai presiden tidak ada kekacauan yang membuka peluang bagi militer untuk berkuasa. Tanggal 19 Mei dibuatlah pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat, seperti Gus Dur, Nurcholis Madjid, Emha Ainun Nadjib, dll, minus Amien Rais. Dalam pertemuan tersebut Soeharto menyatakan akan membentuk Kabinet Reformasi yang akan menyiapkan pemilu. Sementara itu menjelang rencana Amien Rais yang akan mengumpulkan massa di Monas tanggal 19 Mei, Wiranto mengadakan rapat di Mabes. Dalam rapat yang dihadiri para perwira tinggi militer itu kembali muncul perbedaan antara Prabowo dan Wiranto. Dalam rapat itu Wiranto mengatakan bahwa perintah yang dibuat adalah mencegah masuknya pendemo dengan segala cara (at all cost). Prabowo bertanya berulang-ulang apa maksud perintah itu? Apakah akan digunakan peluru tajam? Pertanyaan tersebut tidak dijawab dengan jelas oleh Wiranto. Kivlan Zein menggelar tank dan panser dengan perintah, “Lindas saja mereka yang memaksa masuk Monas!” Kivlan Zein meminta Prabowo agar Amien Rais membatalkan rencana demo sejuta umat di Monas. “Dari pada saya dimusuhi umat Islam lebih baik saya tangkap Amien Rais” kata Kivlan. Akhirnya Amien Rais membatalkan rencana demo di Monas.

Saat menghadapi Habibie, Prabowo berkata, “Pak, bapak sepuh mungkin akan lengser siapkah anda menggantikannya?” Bapak sepuh adalah sapaan Prabowo kepada Soeharto yang saat itu menjadi mertuanya. Selanjutnya Prabowo meminta Habibie untuk mempersiapkan diri. Disini terlihat bahwa Prabowo merasa tidak punya masalah dengan Habibie. Jika kita membaca ulang berita-berita media jauh sebelumnya, juga tampak jelas hubungan kedua tokoh ini sangat akrab. Berulang kali Prabowo menyampaikan kekagumannya pada Habibie, begitu juga sebaliknya. Prabowo yang berhasil meredakan situasi merasa akan mendapat pujian. Maka datanglah dia ke Cendana. Tapi celaka, disitu sudah ada kelompok Wiranto yang duduk bersama-sama dengan Soeharto dan putra-putrinya. Rupanya disitu Wiranto “mengadukan” tentang manuver Prabowo yang mengindikasikan dia runtang-runtung dengan Habibie dan para aktivis. Saat dia tiba, Mamiek langsung menghardik Prabowo dengan kasar sambil mengacungkan telunjuk hanya satu inci dari hidung Prabowo. Sambil berkata, “Kamu pengkhianat! Jangan injakkan kakimu di rumah saya lagi!” Prabowo keluar menunggu sambil bilang, “Saya butuh penjelasan”. Titiek –istri Prabowo- hanya bisa menangis, lalu dia pulang. Saat itu sesungguhnya Prabowo sudah dikalahkan, kalah oleh lobi dan pendekatan Wiranto yang meyakinkan. Dalam kondisi gamang seperti itu memang Soeharto sangat rentan menerima informasi yang dipelintir. Hal yang sama akan terulang kembali pada Habibie. Kali ini Wiranto sendiri mengakui ada informasi yang salah ditangkap Habibie dari dirinya.

Sementara itu Habibie yang merasa terancam dengan rencana pembentukan Kabinet Reformasi mengeluarkan kartu As-nya. Dia dan 14 menteri ekuin di bawah Ginandjar Kartasasmita menyampaikan keberatannya untuk menjadi bagian dari Kabinet Reformasi. Soeharto merasa benar-benar terpukul atas kejadian terakhir ini karena merasa ditinggalkan. Apalagi diantara mereka ada yang dianggap sebagai orang-orang yang dia “selamatkan”. Malam itu Soeharto terlihat gugup dan bimbang. Suatu kejadian langka. Namun disaat-saat penuh kekecewaan itu hadir sahabat-sahabat sejati yang menunjukkan kesetiaannya. Malam itu hadir di Cendana para mantan wapres menyampaikan dukungannya; Umar Wirahadikusuma, Sudharmono, Try Sutrisno. Sekitar pukul 23:00 WIB Soeharto memanggil Yusril Ihza Mahendra, Saadilah Mursayaid, dan Wiranto. Beliau menyampaikan bahwa besok akan menyerahkan kekuasaan kepada Habibie. Esok paginya, Harmoko, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, Fatimah Ahmad, dan Ismail Hasan Metareum menemui Soeharto di ruang Jepara.

“Ada dokumen lain lagi?” Tanya Soharto.

“Tidak Pak.” jawab Harmoko.

“Baik kalian tunggu saja disini, saya akan melaksanakan pasal 8 UUD 45.” Tutur Soeharto.

Di Credential Room Soeharto bertemu Habibie tetapi Soeharto melengos. Soeharto sangat sakit hati dengan murid kesayangannya ini. Selesai menyampaikan pidato pengunduran dirinya, dia menyalami Habibie dan kembali ke ruang Jepara. Kepada para pimpinan DPR/MPR itu dia berkata, “Saya sudah bukan presiden lagi”. Mbak Tutut sembab matanya karena menangis. Harmoko melongo. Pagi itu adalah pertemuan terakhir Soeharto dan Habibie. Bahkan saat kritis menjelang ajalnyapun Habibie dilarang menemui Soeharto.

Hubungan Soeharto dan Habibie adalah hubungan panjang dua manusia yang berhasil menjadi pemimpin negeri ini. Soeharto sudah mengenal Habibie sejak Habibie masih anak-anak. Bahkan saat ayah Habibie meninggal Soeharto-lah yang menyolatkannya. Soeharto-lah yang menutupkan mata ayah Habibie saat meninggal dunia. Bahkan dalam buku biografinya Soeharto tidak segan-segan menunjukkan kepercayaan dan rasa sayangnya terhadap Habibie. Soeharto pula yang mengirim utusan untuk menjemput Habibie di Jerman untuk kembali ke Indonesia. Kita belajar dari sini. Bagaimana demi kedudukan hubungan umat manusia yang begitu dalam mampu dikorbankan.

Sekitar pukul 23:00 WIB Prabowo dan Muhdi bertemu dengan Habibie di kediamannya untuk memberi dukungan pada presiden baru. Namun keesokannya pada tanggal 22 Mei, selesai Sholat Jumat Prabowo mendapat kabar mengejutkan. Bagai petir di siang bolong, Prabowo di Makostrad ditelepon Mabes AD, diminta menanggalkan benderanya. Perintah itu tak lain artinya bahwa jabatannya dicopot. Prabowo mengingat perkataan Habibie jauh sebelumnya, “Prabowo, kapan pun kamu ragu temui saya, jugan pikirkan protokoler!” Maka Prabowo menemui Habibie yang sudah menjadi presiden dan berkata, “Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya.” Habibie menjelaskan kalau dia mendapatkan laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan istana. Prabowo minta setidaknya 3 bulan di Kostrad. Habibie menolak. “Tidak, sampai matahari terbenam anda harus menyerahkan semua pasukan!” Dari sini kembali terlihat, untuk kedua kalinya Prabowo dikalahkan oleh lobi dan pendekatan Wiranto. Kelak, Wiranto sendiri mengakui bahwa ada kemungkinan informasi yang diberikan diterima secara salah oleh Habibie. Namun kesalahpahaman apapun itu, Prabowo sudah terlanjur menjadi pihak yang dirugikan. Hancurlah karir militer yang begitu gilang gemilang.

Kita tidak pernah tahu apakah baik Soeharto maupun Habibie sama-sama salah mengartikan informasi yang disampaikan Wiranto, atau memang ada kesengajaan melakukan miss-informasi terhadap Prabowo mengingat persaingan internal ABRI saat itu. Demikian akhir tulisan singkat mengenai Sang Jenderal Terbuang. Semoga menambah wawasan dan menjadi pelajaran bagi kita semua.

Semoga artikel diatas bisa menambah wawasan Anda semua.

*sumber: http://adainfounik.blogspot.com/2014/04/inilah-fakta-sebenarnya-tentang-prabowo.html?m=1