Selasa, 09 September 2014

Hanya Ada Di PKS, Dulu Supir Anggota Dewan, Sekarang Jadi Anggota Dewan

Sudah tidak asing lagi bila masyarakat Lebak Bantenmendengar nama Yayan Ridwan. Pria kelahiran lebak pada tanggal 18 mei 1997 ini merupakan angota DPRD kabupaten Lebak periode 2014-2019.

Siapa sangka dulunya adalah supir seorang anggota dewan, sekarang malah menjadi anggota dewan. Memang dunia selalu berputar, tapi bukan berarti perputaran kehidupan ikut sejalan dengan rotasi bumi. Hal initergantung dari kesungguhan pribadi. Ini yang menjadi landasan yayan. Baginya selama terus berbuat baik dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka tidak perlu ragu akan balasan Allah yang Maha Kuasa.

Masyarakat sebelumnya lebih mengenal sosok yayan sebagai kepala desa bendungan di tempat ia tinggal sekarang. Sosok yang harmonis dan bersahaja ini telah memberikan banyak perubahan bagi masyarakat di desanya. Kecerdasannya dalam mengelola desa didapat dari interaksi yang sering dilakukan dengan berbagai elemen. Selain itu, kepekaan terhadap kondisi desa yang cukup memperihatinkan membuatnya begitu serius mengurusi masalah masyarakat. Baginya bekerja untuk kemaslahatan adalah bagian dari ibadah yang sudah seharusnya dilakukan setiap manusia yang bermasyarakat.

Yayan tidak merasa malu bekerja sebagai supir. Sekalipun ia telah menyelesaikan kuliahnya di IAIN Bandung (red-UIN Bandung). Pada dasarnya semua pekerjaan sama, yang membedakan adalah sejauh mana kita bisa menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan mengharap ridho dari ALLAH. Hidup bersama keluarga yang sederhana, tidak lantas mengubah hidupnya ketika menjadi seorang pejabat. Karena ia selalu berpandangan bahwa jabatan bukanlah ladang untuk mengumpulkan kekayan, melainkan pengabdian yang mesti dituntaskan demi sebuah kepercayaan dan kemajuan.

Wajar bila periode ini, ia terpilih sebagai anggota dewan. Masyarakat sudah sangat tahu betul kemampuannya dalam membangun daerah, terutama di tempat yang ia tinggali. Sebuah kepercayaan ini tentu harus dibayar dengan mahal. Bukan dalam hal materi, tapi waktu yang ia punya akan berkurang dalam kebersamaan bersama keluarga. “Sudah biasa, istri dan anak ditinggal. Terpenting adalah saling mendo’a untuk keselamatan semua” ujarnya.


By: piyungan
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar