Senin, 03 Februari 2014

LUMPUR LAPINDO BENCANA YANG MENJADI ANUGERAH, ANALISIS FRAMING MEDIA BUAT ABU RIZAL BAKRIE

Menurut Sobur (2006: 164) analisis framing adalah suatu pendekatan analisis untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media, realitas yang disajikan secara menonjol atau menarik mempunyai peluang besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami realitas. Karena itu dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain, serta menonjolkan aspek isu tertentu dengan menggunakan berbagai strategi wacana.
Gamson dan Modiglani (dalam Pawito, 2009: 52-56) mendefinisikan media framing sebagai suatu pokok pengorganisasian gagasan atau pemberitaan yang memberikan makna terhadap serangkaian peristiwa. Framing berkaitan dengan memberikan isyarat kepada khalayak mengenai kontroversi apa yang ada serta apa yang menjadi pokok dari isu yang diberitakan.
Media framing pada dasarnya adalah framing berita yang mencerminkan produk media sekaligus produk dari para wartawannya ketika harus mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan kemudian menyampaikan informasi dan opini kepada khalayak. Denga kata lain, media framing pada hakikatnya merupakan konstruksi atau pendefinisian oleh media mengenai realitas atau peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Oleh karena itu, media framing mempengaruhi secara sistematik bagaimana khalayak memahami peristiwa-peristiwa, atau untuk lebih meluaskannya sebuah realitas.
 
Contoh Kasus dan Analisa
1.    Kasus Lapindo Untuk Kepentingan Politik Abu Rizal Bakrie (ARB)
Abu Rizal Bakrie (ARB) Melalui Group Viva yang membawahi ANTv, TV One dan Portal Berita Viva News, pemberitaan tentang Kasus Lapindo diarahkan ke hal-hal yang menguntungkan Aburizal Bakrie dan meminimalisir dampak negatifnya.ada kecenderungan Media digunakan sebagai alat propaganda untuk tujuan politik menuju pemilihan presiden 2014. Dalam kasus pemberitaan Lapindo, media-media milik Aburizal Bakrie dengan cara yang sistematis mencoba mengubah persepsi publik tentang kasus lumpur Lapindo. Ada upaya mengalihkan isu bahwa Lumpur Lapindo bukanlah kesalahan pengeboran, tetapi akibat dari gempa bumi Jogja. Dalam upaya “cuci tangan” media milik Bakrie tidak mau menggunakan istilah Lumpur Lapindo tetapi Lumpur Sidoharjo.
Sementara di sisi lain, serangan terhadap Aburizal Bakrie juga dilakukan oleh media massa. Media yang paling getol memberitakan kasus Lapindo adalah Media Group yang membawahi Media Indonesia dan Metro Tv. Media ini adalah milik Surya Paloh yang merupakan rival Aburizal Bakrie ketika memperebutkan kursi Ketua Umum Golkar tahun 2009 lalu.
Pertarungan kepentingan politik dalam kasus Lapindo dengan memanfaatkan media ini sangat nampak. Terlebih, Aburizal Bakrie adalah tokoh politik yang mempunyai kans besar untuk mencalonkan diri menjadi calon presiden pada pemilu 2014. Banyak pihak yang tidak suka terhadap Abu Rizal Bakrie menyerang dengan Kasus Lumpur Lapindo. Abu Rizal Bakrie yang memiliki media berusaha mengcounter dan memoles citranya agar terlihat baik dalam kasus Lapindo.
2.    Pencitraan ARB menuju RI-1
TV One dan ANTV merupakan televisi swasta nasional yang paling banyak melakukan pencitraan terhadap ARB. Beberapa bentuk pencitraan untuk ARB ini antara lain seperti pengulangan dan framing yang terlalu intens terhadap kegiatan/acara sosial ARB, termasuk pemberian Bakrie Award terhadap tokoh-tokoh baru di Indonesia. Selain itu, iklan-iklan terkait pencapresan ARB, kegiatan jalan –jalan/blusukan ARB ke daerah,  juga sangat mendominasi di TVone.
 

Melalui Group Viva yang menguasai berbagai media televisi seperti ANTV dan TVOne, Bakrie dapat mengarahkan agar dilakukan pengontrolan terhadap framing pemberitaan di kedua media tersebut. Apalagi Bakrie juga merupakan politisi partai Golkar yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2014. Maka, berita – berita yang dikeluarkan oleh media – media yang dikuasainya cenderung positif sebagai media pencitraan dirinya.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar