Selasa, 31 Desember 2013

Artis ‘Panas’ Jadi Caleg Berbagai Partai (Islam)

Politik itu terkadang kotor, identik menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, tipu sana sini, sikut kanan kiri, menggunting dalam lipatan, mengkhianati kawan seperjuangan, memenjarakan besan bahkan mengorbankan keluarga atau anak sendiri, semua ‘halal’ dalam politik.
Agama pun yang seharusnya merupakan hal yang sakral bagi umat manusia juga di jadikan bahan guyonan dan bualan politik, oleh segelintir orang. Hal yang menarik sejak pemilu 2004, kita makin sulit membedakan mana parpol Agama (Islam) dan mana parpol sekuler, mana Caleg Islami dan mana yang menjual Islam. Parpol sekular telah merubah jargon menjadi partai religius nasionalis NAMUN dengan tetap cita rasa sekuler (aktivisnya suka mabok, selingkuh, porno aksi, narkoba, judi, main perempuan, korupsi, suap menyuap, dll) hingga akhirnya mereka memenangkan pemilu mengalahkan parpol Islam, ditambah dengan dukungan media massa yang mem-backingi mereka dengan mengkerdilkan tokoh-tokoh Islam.
Kalau parpol Islam/agama menggunakan jargon dan simbol agama maka itu wajar, BAGAIMANA dengan parpol sekuler??
Bukankah ini namanya penipuan, pencitraan, penjiplakan, dan pemalsuan,??
Dalam hal ini saya memberikan beberapa catatan ‘kemunafikan’ partai partai SEKULER , antara lain:
1. Menunggangi AGAMA untuk politik artinya agama cuma tunggangan, simbol agama cuma TOPENG, padahal biasanya anti terhadap nilai agama. Ada partai sekuler yang anti Islam, anti UU zakat, anti UU pornografi, Anti UU Jaminan Produk Halal, kadernya suka jadi BACKING tempat mabok, maksiat dan judi, menjelang pemilu tiba-tiba jadi Islami.
2. Tiba-tiba Caleg partai sekuler PAKE KERUDUNG, pake KOPIAH, padahal sebelumnya  DEMO ANTI diwajibkannya JILBAB pada daerah tertentu. TIBA-tiba mendadak ISLAMI, pergi HAJI, Umroh, menyumbang masjid padahal biasanya anti masjid, TIBA - tiba pakai simbol Islam untuk membohongi kaum muslimin.
3. Ada yang maksain diri pandai ngucapin Assalamu alaikum, Alhamdulillah, masyaAllah, Innalillah, dsb, PADAHAL bukan Islam. Saya kira ini penistaan..?
4. Untuk mendekati umat Islam misalnya; PDIP membentuk Baitul Muslimin Indonesia,
Demokrat membentuk Majelis Dzikir SBY. GERINDRA membentuk GEMIRA - Gerakan Muslim Indonesia Raya, LAZIRA (Lembaga Amil Zakat Indonesia Raya), MAZIA (Majelis Zikir Indonesia Raya), Golkar juga sejak lama membentuk Majelis Dakwah Islamiah (MDI) & Satkar Ulama.
13884723199865539384. Parahnya lagi partai Islam merekrut Caleg Sekuler terutama dari golongan artis yang tadinya mengumbar Syahwat, artis berpenampilan seronok, gemar kawin cerai, bahkan selingkuh mendadak pakai kerudung, berbicara Islami. Jadi caleg sekuler berwajah Islam ini bukan hanya ada di partai sekuler, tapi kini makin bertaburan dipartai-partai Islam, baik itu berasal dari golongan artis, OKP, ormas, hingga LSM.
Kalau sudah begini mungkinkah mereka mengusulkan dan membela UU yang menjaga kemaslahatan Umat Islam (UU zakat, UU pornografi, dan UU Jaminan Produk Halal) dengan merujuk pada ideologi mereka sementara ideologi mereka adalah Hedonisme?
13884730721323853331
Kini sudah tahu kan siapa yang menjual agama untuk politik dan siapa menggunakan politik untuk agama??
Kini sudah tahukan siapa ‘penjual’ agama sesungguhnya??

Jangan sampai agama jadi KOMODITAS POLITIK…. oleh para Poly-Tikus… !
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar