Majelis Ulama Indonesia menilai tanyangan yang mendiskreditkan satu agama tidak layak ditayangkan. Lebih dari itu, penayangan tersebut dapat memicu ketegangan antara umat beragama.
“Harus dikoreksi, kalau perlu dihentikan penanyangannya,” ujar Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia, Welya Safitri, Selasa (23/9).
Dia mengakatakan akan meneliti lebih jauh keresahan sebagian masyarakat mengenai penayangan yang menyudutkan agama. Dia berjanji, MUI akan membuat sebuah tim kecil untuk melakukan kajian dan penelitian mengenai kasus tayangan yang mendiskreditkan agama.
Jika ditemukan unsur kesengajaan dalam pembuatan skenario dan penayangan film demikian, dia berjani akan memanggil penanggung jawab film yang bersangkutan.
“Bisa jadi akan melayangkan teguran produser, dan saluran televisi tersebut,” ujar dia dikutip dari ROL.
Dia sekaligus mengimbau umat Islam untuk menghindari tayangan yang merusak citra Islam. Dia menekankan kepada umat agar memilih channel yang banyak mengandung unsur pendidikan. Dia mengatakan agar warga indonesia lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan saluran televisi.
Pasalnya tayangan yang menyudutkan agama dapat memperburuk persaudaraan antara umat beragama di Indonesia. Dia menjelaskan, agama Islam merupakan agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam.
“Islam itu rahmatan lil alamin. Ada tatacara berhubungan dengan Allah atau hablum minallah, hubungan dengan manusia lain hablum minannas dan kepada semesta alam hablum minannas,” jelas dia.
Sebelumnya, penayangan film bergenre kolosal Jodha Akbar menampilkan sosok kerajaan Islam sebagai sosok antagonis yang angkuh, bengis dan berhati jahat. Film yang ditayangkan di salah satu stasiun TV nasional ini dianggap memutar balikkan fakta dan menebarkan keresahan.[ROL/Islamedia/YL]
Penulis sekira sebulan setelah penayang perdana kolosal Jodha Akbar pernah memberikan keberatan ke KPI melalui nomor pengaduan 0812-1307-0000, namun hanya menghasilkan diawal tayangan hanya memuat bahwa siaran kolosal tersebut bukanlah sejarah sesungguhnya (alias buang badan). Ayo rame-rame sms ke KPI agar menghentikan tayangan tersebut. Mengingat tayangan tersebut memiliki banyak kepalsuan terhadap dinasti besar Islam di India.
“Harus dikoreksi, kalau perlu dihentikan penanyangannya,” ujar Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia, Welya Safitri, Selasa (23/9).
Dia mengakatakan akan meneliti lebih jauh keresahan sebagian masyarakat mengenai penayangan yang menyudutkan agama. Dia berjanji, MUI akan membuat sebuah tim kecil untuk melakukan kajian dan penelitian mengenai kasus tayangan yang mendiskreditkan agama.
Jika ditemukan unsur kesengajaan dalam pembuatan skenario dan penayangan film demikian, dia berjani akan memanggil penanggung jawab film yang bersangkutan.
“Bisa jadi akan melayangkan teguran produser, dan saluran televisi tersebut,” ujar dia dikutip dari ROL.
Dia sekaligus mengimbau umat Islam untuk menghindari tayangan yang merusak citra Islam. Dia menekankan kepada umat agar memilih channel yang banyak mengandung unsur pendidikan. Dia mengatakan agar warga indonesia lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan saluran televisi.
Pasalnya tayangan yang menyudutkan agama dapat memperburuk persaudaraan antara umat beragama di Indonesia. Dia menjelaskan, agama Islam merupakan agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi semesta alam.
“Islam itu rahmatan lil alamin. Ada tatacara berhubungan dengan Allah atau hablum minallah, hubungan dengan manusia lain hablum minannas dan kepada semesta alam hablum minannas,” jelas dia.
Sebelumnya, penayangan film bergenre kolosal Jodha Akbar menampilkan sosok kerajaan Islam sebagai sosok antagonis yang angkuh, bengis dan berhati jahat. Film yang ditayangkan di salah satu stasiun TV nasional ini dianggap memutar balikkan fakta dan menebarkan keresahan.[ROL/Islamedia/YL]
Penulis sekira sebulan setelah penayang perdana kolosal Jodha Akbar pernah memberikan keberatan ke KPI melalui nomor pengaduan 0812-1307-0000, namun hanya menghasilkan diawal tayangan hanya memuat bahwa siaran kolosal tersebut bukanlah sejarah sesungguhnya (alias buang badan). Ayo rame-rame sms ke KPI agar menghentikan tayangan tersebut. Mengingat tayangan tersebut memiliki banyak kepalsuan terhadap dinasti besar Islam di India.