Sabtu, 10 Mei 2014

JANDA DAN POLITISI

Seorang janda yang sudah tiga kali bercerai memeriksakan diri pada seorang dokter kandungan. Saat dokter hendak memeriksa terjadi percakapan.

Janda: Hati-hati periksanya ya dok, saya masih perawan lho!
Dokter: Lho? Katanya ibu sudah kawin-cerai tiga kali, mana bisa masih perawan?

Janda: Gini lho dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten, nggak bisa penetrasi
Dokter: Oh gitu, tapi suami ibu yang kedua gak impoten kan?

Janda: Betul dok, cuma dia gay, jadi saya gak diapa-apain sama dia.
Dokter: Lalu suami ibu yang ketiga gak impoten dan bukan gay kan?

Janda: Betul dok, tapi ternyata dia itu seorang 'Politisi'
Dokter: Lha, apa hubungannya dengan keperawanan ibu?

Janda: Dia cuma janji-janji melulu dok, gak pernah ada realisasinya!
Dokter:?!?!?

Istri Saya Tidak Ada Di Rumah

Suatu hari seorang pria yang terkenal sangat pendiam dan tidak banyak bicara kedatangan seorang sales girl yang akan mempromosikan alat-alat kecantikan. Si Sales itu ingin bertemu dengan istri si pria pendiam tersebut. Pria itu pun berkata bahwa istrinya tidak ada di rumah.

"Oh, tidak apa-apa kok, Pak," kata si sales tersebut, "Boleh tidak kalau saya menunggu istri anda di sini?"

Pria itu mempersilahkan sales tersebut untuk menunggu di ruang tamu, setelah itu pria tersebut meninggalkan si sales sampai tiga jam lebih.

Karena terlalu lama, si sales pun akhirnya merasa gelisah dan memanggil si pria pemilik rumah, "Boleh saya tahu ke mana kira-kira istri Bapak pergi?"

"Dia pergi ke kuburan," jawab si pria.

"Kapan dia kembali?"

"Aku sama sekali tidak tahu," kata si pria. "Dia sudah berada di sana selama 11 tahun."

!@#$%^&**??

Kakek Tua di Jendela

Dua orang pria tengah berpesta minuman keras di pinggiran sebuah hutan. Dalam suasana teler, tiba-tiba hujan datang bersamaan petir menyambar-nyambar. Berusaha mencari tepat berteduh, tidak banyak berpikir, keduanya masuk mobil yang tengah di parkir.

Mereka melompat masuk ke dalam mobil, seketika salah satu berusaha menyalakan mobil dan melaju. Dengan 'ledakan' tawa bersama mereka pun melanjutkan pesta.

Namun mendadak keduanya dikejutkan dengan munculnya seorang kakek yang tiba-tiba muncul di luar jendela mobil sebelah kanan, dan mengetuk jendela. Kakek tersebut terus mengetuk, sambil menahan rasa takut sang pengemudi membuka sedikit kacanya. "Apa maunya kek?" sapanya.

Kakek tersebut dengan pelan menjawab, "Ada yang punya rokok gak?"

"Ya udah, beri dia Rokok! cepetan dan langsung tarik gasnya!" jawab sang teman pengemudi sambil berbisik.

Sambil meraba kantong celana dan memberikan sebatang rokok, keduanya kompak langsung berteriak, "Injak gasnya!" sambil menaikkan kaca mobil.

Sekarang kecepatan mereka sekitar mencapai 80 Km/jam. Merka pun dalam suasana kembali tenang dan mulai ketawa-ketawa melanjutkan pestanya. "Gimana menurutmu kejadian tadi?" tanya sang teman.

"Gue juga gak tau, mana mungkin bisa terjadi? gue tadi udah lumayan cepat bawa mobil ni," jawab si pengemudi.

Kemudian tiba-tiba lagi ada ketukan, dan si kakek tua muncul lagi. "Ah, dia datang lagi!" teriak temannya. "Ya udah, coba tanya apa yang dia mau sekarang!" tambahnya.

Kembali sang pengemudi menurunkan jendelanya sedikit sambil gemetaran berkata, "ada apa kek?"

"Kamu ada korek gak?, tadi kamu ngasih," tanya si kakek tua dengan pelan.

Pengemudi itu melempar korek api keluar dari jendela, lalu sambil menaikkan jendela dan berteriak, "Injak gasnya!"

Mereka sekarang kira-kira telah mencapai kecepatan 100 Km/jam dan terus melanjutkan minumnya, sambil mencoba untuk melupakan apa yang telah mereka liat dan dengar sebelumnya.

Kemudian tiba-tiba lagi ada ketukan. "Oh Tuhan! Dia datang lagi!" katanya kesal dan takut.

Sambil menurunkan jendela dan berteriak dalam ketakutan, "Apalagi yang kakek mau?" Kakek tua tersebut menjawab, "Kalian perlu bantuan untuk keluar dari lumpur ga?"

TERKAIT SATELIT BRI, PATRIOTISME TIFATUL SEMBIRING TERLALU..!



"Dari Tual terbang ke Bali. Dulu jual sekarang beli." Itulah pantun yang tiba-tiba diucapkan seorang tokoh saat berada di dalam lift kantor pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dialah Tiffatul Sembiring, 
Menkominfo besutan PKS yang berdarah Batak-Karo-Minang.

Penandatanganan kontrak Program Satelit BRI antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Space System/Loral. LLC, dan Arianespace di Jakarta (28/4) akan membuat micro banking terbesar di dunia ini sebagai satu-satunya bank yang memiliki satelit sendiri. Rencananya satelit itu akan diluncurkan di Guyana Perancis pada tahun 2016.

Sejak Indosat dijual oleh pemerintahan Rezim PDI Perjuangan dibawah di masa Presiden Megawati kepada asing di tahun 2002, maka kavling orbit satelitnya yang milik Indonesia juga ikut terjual. Dengan penandatanganan itu maka kavling orbit di slot 150.5 Bujur Timur tempat dulu Satelit Palapa C2 pernah mengorbit dapat kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN dalam Manufacturing Hope-nya mengakui untuk merebut kavling tersebut tidaklah mudah, sulit, dan sangat sulit. “BRI (dan kita semua) sangat berterima kasih kepada Menkominfo Tifatul Sembiring. Beliaulah yang berada di depan untuk berjuang mendapatkan kembali kavling satelit itu. Tentu juga mendapat dukungan penuh Bapak Presiden SBY. Perjuangan satelit ini tidak kalah heroiknya dibanding perjuangan mendapatkan Inalum tahun lalu.”

Perlu diketahui bahwa lokasi BRIsat adalah orbit terbaik. Menurut Dahlan Iskan orbit ini mestinya hanya bisa diisi 360 satelit. Karena mereka harus dideretkan di tiap derajat dari 360 derajat keliling bumi. Orbit ini jadi rebutan semua negara. Saking banyaknya negara yang mengincarnya, sampai-sampai kompromi harus dilakukan. Lokasi yang mestinya diisi 360 satelit itu kini sudah diisi lebih dari 900 satelit! Alangkah padatnya. Alangkah berjejalnya. Betapa penuhnya orbit itu. Satelit dari seluruh dunia. Itulah sebabnya apa yang dilakukan BRI ini sungguh heroik! Terlambat sedikit, lokasi tersebut bisa jatuh ke negara lain.

Sebagaimana diberitakan Merdeka.com (28/2) Tifatul Sembiring sebelum penandatanganan tersebut pernah mengisyaratkan akan mencabut pengelolaan slot satelit 150,5 BT dari Indosat ke BRI. "Kita optimalkan jatah satelit untuk kepentingan 'Merah Putih'. Indosat kan saat ini kepemilikannya mayoritas asing," kata Tifatul.

Tifatul merealisasikan janjinya dengan menerbitkan surat dengan nomor B-297/M.KOMINFO/SP.02.01/03/2014 tertanggal 26 Maret 2014 yang menyatakan hak pemanfaatan filling satelit di slot orbit 150,5 BT untuk Indosat tak diperpanjang. Dengan demikian BRI telah mengantongi izin khusus pengelolaan satelit per tanggal 1 September 2015, lansir IndoTelko.

Menteri yang terpilih sebagai Anggota DPR RI di Pemilu 2014 dari Dapil Sumatera I ini pernah menyarankan kerjasama antara BRI dan Indosat nantinya adalah Indosat cukup menyewa transponder satelit ke BRI.

Ini kerja besar kali kesekian menteri berdarah batak itu dalam mengedepankan kepentingan bangsa. Sebelumnya di tahun 2011 Tifatul pernah dikritik dan diprotes habis ketika mengultimatum Research In Motion (RIM), perusahaan Kanada yang mengeluarkan layanan Blackberry, untuk menutup akses situs porno. Tifatul bergeming. Dalam akun twitternya Tifatul berujar, “Kalau ada nasionalisme di dada kita & ingin jd bangsa berwibawa, pasti sebagian kita akan setuju poin-poin yang saya sampaikan tentang #RIM.”

Saat ini, negeri ini, sejatinya butuh pejabat dengan nasionalisme dan patriotisme yang tinggi agar tidak ada lagi aset-aset yang dijual kepada asing dengan harga murah dan tidak mengedepankan kepentingan rakyat banyak.
Teruslah bekerja dengan Cinta untuk Harmoni Indonesia Raya.

*by @rizaalmanfaluth

Jumat, 09 Mei 2014

WANITA-WANITA YANG DIPERKOSA BUDAYA

Pada suatu hari seorang ustadzah tampil di layar televisi menyampaikan uraian tentang membangun keluarga yang Islami. Setelah beberapa menit berlalu maka presenter mempersilakan para pamirsa untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi tersebut. Setelah beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh kaum hawa maka muncullah suara seorang bapak menyampaikan salam dan bertanya, “Ibu, apa yang harus kulakukan bila aku ingin nambah isteri?” Sambil mengangkat telunjuknya Ibu ustadzah membaca ayat AlQuran yang berbunyi:

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ

Kamu tidak akan dapat berlaku adil antar isteri-isterimu walaupun kamu curahkan upayamu untuk melakukannya. Lihatlah surat Annisaa ayat 129!

Mendengar ungkapan ustadzah tadi seorang ibu di rumah langsung menyambutnya dengan semangat sambil berkata: betul, betul, setuju. Sementara di sampingnya ada seorang gadis yang telah berusia lebih dari tiga puluh tahun. Dia menarik nafas panjang sambil mengelus dadanya. Hatinya terasa dicabik-cabik, dan jantungnya terasa disayat-sayat, dan ketika itu pula dia segera pergi meninggalkan tempat tersebut untuk mengambil air wudhu guna menahan emosinya. Lalu ia menghadap kepada Yang Mahaadil sambil merintih,

“Ya Allah Engkau Maha Mengetahui keadaanku, usiaku sudah lanjut. Namun hingga saat ini aku belum mendapat jodoh. Ya tuhanku aku tidak begitu berharap untuk mendapat seorang jejaka, karena aku menyadari, jejaka mana yang bersedia meminangku? Namun untuk mendapatkan jodoh dari orang yang sudah beristeri bukan hal yang mudah, karena ibuku sendiri membenci ajaran poligami, sungguh dia tidak membaca perasaanku, dia tega mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkanku, padahal dia sendiri yang mendorong-dorongku agar segera menikah. Sungguh dia tidak membaca perasaanku. Ya Allah ampunilah ibuku, atas kebodohannya terhadap syari’at-Mu, Ya Allah, Engkau Mahatahu bahwa wanita yang seperti aku ini sungguh banyak. Ya Allah, berikanlah taufiq dan hidayah-Mu kepada ustadzah yang mementingkan diri sendiri itu dan berikanlah kepada ibuku wawasan yang luas tentang Al Quran. Ya Allah Engkau Maha Mengetahui bahwa semua teman priaku semua sudah menikah. Mungkin bila Engkau menciptakanku sebagai pria, tidak akan seperti ini. Ya Allah aku ridho dengan ketetapan-Mu ini, dan aku mohon pada-Mu solusi yang tepat menurut Engkau”.

Ah, daripada merenung terus sendirian tentang hal ini lebih baik aku keluar. Demikian bisikan hatinya. Maka tidak lama gadis tersebut keluar dan bertemulah dengan seorang ibu membawa dua orang anak. Setelah diperhatikan ternyata dia adalah temannya di SMA.

“Eh teteh, mau kemana?” sapa gadis itu panggil saja Lin.

Si ibu segera menyambut, “Al hamdulillah bisa ketemu kamu. Aku ini lagi mencari angin segar bersama anak-anak. Ya beginilah keadaanku, Lin”.

“Kenapa kamu kelihatan seperti habis menangis?” “Ya bagaimana nggak menangis, suamiku sudah dipanggil Yang Mahakuasa. Dan kini aku bersama anak-anak berjalan mengikuti jari kaki, nggak tahu sampai kapan aku begini, masa depanku terasa sungguh masih gelap. Kalau kamu sih masih punya harapan karena kamu masih gadis, sedangkan aku seorang janda yang punya anak begini. Siapa yang mau mendampingi aku. Kalaulah aku menaruh harapan, maka tidak ada yang dapat kuharapakan kecuali orang yang sudah beristeri, tapi hal itu sangat jauh. Sebab budaya kita membenci poligami, sungguh jahat budaya kita itu. Padahal kalau budaya kita tidak membencinya mungkin kita tidak akan menghadapi masalah sesulit ini. Namun budaya ini ternyata terus dipertahankan termasuk oleh orang-orang yang mengerti agama. Aku tidak mengerti mengapa setingkat ibu yang sudah sering ceramah keliling umat, ternyata dia juga termasuk korban budaya yang menyakitkan itu. Bahkan dia memutar balikkan makna ayat Al Quran. Sungguh saya termasuk orang yang sangat simpati kepada ibu itu karena wawasan yang sangat luas, namun ketika dia ditanya tentang masalah poligami kenapa dia tidak menghargai Rasulullah Saw? Aku sangat sedih mendengar pernyataannya karena dia telah mematikan harapanku yang jauh itu. Dan aku lebih sedih lagi ketika anakku bertanya: bu, kemana ayah? Ya Allah dengan siapa kiranya akan Engkau temukan anakku ini, agar anakku punya ayah seperti anak-anak lain?”

Mendengar rintihan sang ibu ini, Lin membisik dalam hatinya, “Oh ternyata ada yang lebih sakit daripadaku dengan ungkapan ustadzah itu. Ya Allah sungguh banyak orang yang sakit hati dengan pernyataannya. ampunilah dia sungguh dengan lidahnya dia telah menyakiti orang banyak.[1]

Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan adil terhadap isteri?
Pembahasan:
Ada orang yang berpandangan bahwa adil antarsesama isteri dipandang tidak mungkin, yang akhirnya poligami (poligini) secara mutlak dipandang tidak dibenarkan. Pandangan itu terjadi akibat kurang tepat memahami ayat Al Quran. Allah berfirman:

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil antara isteri-isterimu walaupaun sangat ingin berbuat demikian[2].

Mereka mengambil ayat ini hanya sepotong dan mereka tinggalkan sambungan ayat ini. Mereka bagaikan orang mendengar seorang ulama berkata: lakukanlah olehmu shalat! Maka mereka menjawab: Allah telah melarang kami shalat dengan firman-Nya:

لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ

Janganlah kamu lakukan shalat[3]

dan mereka berhenti pada kata ini tanpa dilanjutkan dengan kalimat berikutnya. Begitulah mereka memahami ayat di atas tadi. Padahal ayat tersebut ada lanjutannya, yaitu:

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlakku adil di antara siteri-isterimu walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkantung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan pemeliharaan diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Penngampun dan Maha Penyayang (An Nisa: 129).

Ayat ini menjelaskan bahwa seorang suami tidak diwajibkan untuk berlaku adil dalam membagi cinta dan syahwat karena dia tidak akan mampu. Dan Allah tidak memerintahkan hal itu. Akan tetapi Allah mengingatkan dalam peraktek poligami jangan mengikuti kecenderungan dan jangan berlebihan dalam kecenderungan tersebut. Sebab hal ini akan membuat isteri-isteri lainnya terkatung-katung tidak memiliki status yang jelas. Bila kecenderungan itu hanya sedikit maka hal itu merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari.

Dan bila kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri dari kecurangan maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun.

Kalimat ini memberi peluang agar melakukan poligami. Artinya wahai para suami jika kamu ingin melakukan poligami maka janganlah kamu takut tidak mampu berlaku adil dalam segala hal sebab hal itu di luar kemampuanmu dan Allah tidak mewajibkan kamu untuk berlaku adil dalam hal yang tidak mampu kamu melakukannya, tetapi berlaku adillah dalam hal yang telah Allah tetapkan padamu.

Makna adil bagi manusia

Yang dimaksud dengan adil di sini adalah yang berhubungan dengan kewajiban suami terhadap isteri terutama dalam hal materi, seperti menyediakan rumah, pakaian, makanan, minuman, bermalam serta hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan lainnya yang mungkin dapat diusahakan manusia yang tidak keluar dari kemampunanya. Adapun keadilan rasa cinta dalam hati bukan wewenang manusia dan tidak dapat diupayakan manusia. Akan tetapi, hal itu merupakan aturan Allah yang tidak dapat berubah dengan usaha manusia. Maka kewajiban manusia adalah menjaga diri dari tunduk kepada kecintaan dan menjaga perasaan isteri jangan sampai tersinggung dengan perilaku akibat kecintaan tersebut. Allah berfirman:

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cendrung kapada yang kamu cintai, sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri dari kecurangan, maka sesungguhnya Allah Mah Pengampun dan Maha Penyayang.[4]

Kecintaan adalah karunia Allah yang telah ditanamkan ke dalam hati siapa yang Ia kehendaki dan untuk siapa yang Ia kehendaki. Rasulullah saw. sangat mencintai Aisyah r.a. melebihi cintanya kepada selainnya. Itu adalah karunia yang Allah berikan kepada Aisyah melalui Rasul-Nya.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ فَيَعْدِلُ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ هَذَا قَسْمِي فِيمَا أَمْلِكُ فَلاَ تَلُمْنِي فِيمَا تَمْلِكُ وَلاَ أَمْلِكُ [5]

Dari Aisyah berkata, adalah Rasulullah saw. membagikan dengan adil dan beliau bersabda, ‘Ya Allah inilah langkah dalam membagi pada apa yang aku miliki, maka janganlah Engkau cela aku pada apa yang Engkau miliki dan tidak aku miliki’. (HR. Addarimi)

Rasulullah mengakui bahwa untuk berlaku adil dalam membagi cinta bukan kemampuan manusia dan bukan pula wewenangnya, maka beliau berdoa memohon agar tidak dicela akibat tidak mampu berbuat adil dalam hal ini, namun beliau telah berupaya untuk berlaku seadil mungkin dalam pembagian harta. Beliau sangat mencintai Aisyah namun kecintaan ini bukan berdasarkan kepada penampilan Aisyah sebagai wanita yang termuda, tetapi karena hal lain yang sangat berguna bagi kepentingan da’wah, yaitu karena Aisyah berperan sebagai penyambung lidah Rasul terutama bagi kaum wanita. Kecintaan tersebut tidak mengalahkan kecintaannya kepada isterinya yang pertama dan lebih tua dari beliau sendiri. Dia adalah wanita berusia lima belas tahun di atas Rasulullah saw., itulah Khadijah r.a.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَمَا رَأَيْتُهَا وَلَكِنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ ذِكْرَهَا وَرُبَّمَا ذَبَحَ الشَّاةَ ثُمَّ يُقَطِّعُهَا أَعْضَاءً ثُمَّ يَبْعَثُهَا فِي صَدَائِقِ خَدِيجَةَ فَرُبَّمَا قُلْتُ لَهُكَأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلَّا خَدِيجَةُ فَيَقُولُ إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ وَكَانَ لِي مِنْهَا وَلَدٌ[6]

Dari Aisyah Ra ia berkata: aku tidak merasa iri kepada seorang pun dari isteri Rasul seperti kepada Khadijah. padahal aku tidak pernah melihatnya. Hanya saja Rasulullah sering menyebutnya, terkadang beliau menyembelih seekor kambing lalu memotongnya kemudian beliau kirimkan kepada karabat Khadijah. Terkadang aku berkata kepadanya, ‘Seolah-olah tiada lagi wanita di dunia ini selain Khadijah’. Maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya dia itu adalah anu anu dan dari dia pula aku punya anak’. (HR . Bukhari)

Melalui hadits ini dapat kita baca bagaimana perjalanan rumah tangga Rasulullah saw. dan dapat kita ketahui bahwa:
Isteri-isteri Rasul saw., sebagaimana manusia lainnya, memiliki rasa cemburu;
Kecemburuan isteri Rasul saw. bukan timbul karena urusan dunia;
Aisyah cemburu kepada Khadijah padahal tidak pernah bertemu;
Kecemburuan karena amal akan menjadi motivasi untuk berlomba dalam beramal dengan ikhlas;
Rasulullah mencintai Aisyah di atas yang lainnya karena perannya dalam da’wah;
Sekiranya cinta tersebut muncul karena dia wanita yang termuda tentu kecintaan tersebut akan mengalahkan kecintaannya terhadap Khadijah. Ternyata keheranan Aisyah bahwa Rasul tidak dapat melupakan Khadijah karena peran Khadijah dalam da’wah tidak ada yang dapat menandinginya;
Kelebihan masing-masing tiada lain kecuali karena aturan Allah, dan Dia menanamkan kecintaan ke dalam hati siapa yang Dia kehendaki.

Kehidupan rumah tangga Rasul memberikan motivasi pada semua pihak agar senantisa meningkatkan amal karena dengan meningkatnya amal kerukunan akan tercapai Yang dimaksud dengan meningkatnya amal meliputi gerakan, ungkapan, dan keikhlasan.

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَدَ عَلَى صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ فِي شَيْءٍ فَقَالَتْ صَفِيَّةُ يَا عَائِشَةُ هَلْ لَكِ أَنْ تُرْضِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِّي وَلَكِ يَوْمِي قَالَتْ نَعَمْ فَأَخَذَتْ خِمَارًا لَهَا مَصْبُوغًا بِزَعْفَرَانٍ فَرَشَّتْهُ بِالْمَاءِ لِيَفُوحَ رِيحُهُ ثُمَّ قَعَدَتْ إِلَى جَنْبِ رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ إِلَيْكِ عَنِّي إِنَّهُ لَيْسَ يَوْمَكِ فَقَالَتْ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ فَأَخْبَرَتْهُ بِالأَمْرِ فَرَضِيَ عَنْهَا[7]

Dari Aisyah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. mendapat sesuatu pada Shofiyah binti Huyay. Maka Shofiyah berkata, ‘Hai Aisyah engkau bersedia melayani Rasulullah agar beliau senang kepadaku? Silahkan saja engkau ambil giliranku hari ini!’ Aisyah berkata, ‘Baiklah’. Maka aku ambil himarnya yang telah diberi za’faran itu lalu dia percikkan air padanya agar wangi semerbak. Kemuidan dia naik menuju Rasulullah saw. dan aku duduk di sampingnya. Maka Nabi Saw bersabda, ‘Hai Aisyah kenapa engkau mendekatiku padahal hari ini bukan giliranmu?’. Dia (Aisyah) berkata, ‘Itu adalah karunia yang Allah berikan kepada siapa yang Dia kehendak’i. Maka aku sampaikan kepadanya masalahnya. Maka beliau menyenanginya (Shofiyah). (HR. Ibnu Majah)

Pelajaran dari hadits:

- Shofiyah menyadari bahwa dalan dirinya terdapat kekurangan yang membuat Rasulullah sedikit kecewa.

- Kekecewaan tersebut tidak membuat Rasul menjauh darinya, tetapi beliau tetap menunggu kedatangannya.

- Shofiyah menjadikan kekurangan tersebut sebagai dorongan untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan cara lain yaitu iitsaar (mengutamakan orang lain atas dirinya walaupun dia memerlukannya).

- Shofiyah yakin bahwa Aisyah isteri yang paling dicintai Rasulullah dan dia ingin memuaskan Rasulullah agar menyenanginya namun pada waktu itu dia tidak mampu melakukannya. Karena itu dia persilahkan Aisyah untuk melayaninya. Dengan cara ini terbukti Rasulullah merasa puas karena bertemu dengan yang dicintainya, Aisyah merasa bahagia karena mendapat hadiah dari Shofiyah dan Shofiyah merasa senang karena telah memuaskan Rasulullah dengan bantuan Aisyah dan beliau pun menyenangi Shofiyah, karena dia telah memilih Aisyah untuk mendampinginya.

- Mengapa Shofiyah bersikap demikian? Karena dia yakin bahwa dunia tempat beramal tanpa perhitungan dan akhirat tempat perhitungan hasil di dunia tanpa amal.

Ringkasnya bahwa adil yang mesti terwujud dalam kehidupan berpoligami meliputi adil dalam:
Penanaman aqidah Islamiyah yang akan menjadi dasar utama dalam segala perilaku kehidupan sehari-hari baik yang berhubungan dengan Allah, keluarga, tetangga, atau masyarakat luas.
Bimbingan ibadah yang merupakan tugas utama dalam kehidupan sebagai hamba. Seorang suami dituntut untuk memliki wawasan yang sangat luas tentang hukum-hukum dalam Islam agar dapat meluruskan kehidupan semua anggota keluarga dimulai dari isteri-isterinya.
Pembinaan akhlak. Seorang suami harus mampu menjadi teladan bagi semua isterinya dan harus selalu memantau kehidupan mereka serta menggiring mereka untuk menjadi hamba yang memiliki akhlak karimah.

Bagi seorang aktifis da’wah, keadilan tersebut harus dirasakan juga oleh umat, karena seorang dai adalah milik umat. Maka, tidak termasuk adil bila dia berjuang membagi waktu dan harta untuk isterinya demikian baik namun tugas berda’wah terbengkalai karena terlalu sibuk mengurus keluarga. Bagaimanapun sibuknya seorang da’i dari kita, tidak mencapai kesibukan Rasulullah, namun demikian Rasulullah dengan banyaknya isteri bukan berkurang sibuknya dengan da’wah, malah bertambah karena dibantu oleh isteri-isterinya.[8]


[1] ceritera ini disusun berdasarkan beberapa kasus yang ditemukan penulis dari beberapa keluhan kaum wanita, baik gadis atau pun janda.
[2] QS. 4:129

[3] QS. 4:43

[4] النساء : 129

[5] أخرجه الدارمي في سننه ج 2/ص 193/ح 2207أخرجه النسائي في سننه ج7/ص64/ح3943. و ابن حبان في صحيحه ج10/ص6/ح4205. و الترمذي في سننه ج3/ص447/ح1140. و ابن ماجه في سننه ج1/ص634/ح1971. و أبي داود في سننه ج2/ص242/ح2134. و ابن حنبل في مسنده ج6/ص144/ح25154. و الحاكم في مستدركه ج2/ص204/ح2761. و النسائي في سننه الكبرى ج5/ص281/ح8891.

[6] أخرجه البخاري في صحيحه ج 3/ص 1389/ح 3607أخرجه ابن أبي الدنيا في الورع ج1/ص58/ح47. و مسلم في صحيحه ج4/ص1888/ح2435، و البخاري في صحيحه ج3/ص1389/ح3605 و الترمذي في سننه ج4/ص370/ح2017، و ابن ماجه في سننه ج1/ص643/ح1997. و ابن حنبل في مسنده ج6/ص58/ح24355، و الحاكم في مستدركه ج3/ص205/ح4854، و الطبراني في معجمه الكبير ج23/ص11/ح15، و النسائي في سننه الكبرى ج5/ص94/ح8361،

[7] أخرجه ابن ماجه في سننه ج1/ص634/ح1973. و ابن حنبل في مسنده ج6/ص95/ح24684، ج6/ص145/ح25165

[8]Lihat. Saiful Islam Mubarak, Poligami yang Didambakan Wanita, PT Syamil Bandung.